Kadar kolesterol yang tinggi dapat berkontribusi pada penebalan atau pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) yang disebabkan oleh penumpukan plak.
Plak merupakan endapan zat lemak, kolesterol, dan kalsium. Penumpukan plak di bagian dalam dinding arteri dapat menurunkan jumlah aliran darah ke otak.
Stroke akan terjadi jika suplai darah ke otak terputus.
Nikotin pada rokok diketahui dapat meningkatkan tekanan darah. Sementara karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke otak.
Bukan hanya itu, bahkan paparan asap rokok dapat membuat seseorang lebih berisiko terkena stroke.
Baca juga: Penyebab Stroke yang Tak Boleh Diabaikan
Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Obesitas terkait dengan kadar kolesterol dan trigliserida jahat yang lebih tinggi dan menurunkan kadar kolesterol baik.
Obesitas juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes, yang selanjutnya meningkatkan risiko terkena stroke.
Kebiasaan makan makanan tersebut telah dikaitkan dengan stroke dan kondisi terkait, seperti penyakit jantung.
Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan dapat meningkatkan tekanan darah.
Tidak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga yang cukup dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain, yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Kondisi kesehatan tersebut antara lain obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan peluang Anda untuk terkena stroke.
Baca juga: Apakah Stroke Bisa Sembuh?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.