Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2022, 11:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Banyak dari kita mungkin akan pikir-pikir dulu bila diminta untuk memakan serangga. Namun, kebiasaan makan serangga juga ada di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia.

Namun demikian, sebenarnya apakah serangga bisa dimakan dan apakah ada manfaat mengonsumsi hewan invertebrata tersebut?

Dikutip dari Live Science, Jumat (26/8/2022), ulasan dalam jurnal Molecular Immonolgy menunjukkan bahwa ternyata serangga menyediakan sumber protein, vitamin, mineral, dan lemak yang sangat baik.

Serangga juga menyediakan sumber serat yang baik jika eksoskeletonnya dikonsumsi. Eksoskeleton adalah rangka luar yang melindungi tubuh serangga.

Serangga pun diketahui juga sudah banyak dikonsumsi oleh beberapa masyarakat di seluruh dunia.

Ulasan lain di jurnal Molecular Immonology memperkirakan bahwa sekitar dua miliar orang di seluruh dunia telah memasukkan serangga sebagai bagian dari makanan sehari-hari mereka. Menu serangga ini pun populer di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.

Baca juga: Kenapa Serangga Tidak Membeku di Kutub Utara?

Tinjauan tersebut juga menunjukkan bahwa ada beberapa tumpang tindih antara alergi serangga, makanan laut, dan tungau debu, yang harus dipertimbangkan saat memutuskan makan serangga.

Bukan hanya itu, produk serangga tanpa kita sadari juga ditemukan sebagai pewarna makanan merah yang terbuat dari kumbang yang dihancurkan.

Jadi meski belum siap makan jangkrik goreng sebagai lauk, serangga sudah menjadi bagian dari makanan manusia.

Soal kandungan gizinya sendiri, penelitian dalam jurnal Biotechnological Advances menemukan bahwa kandungan protein serangga adalah 40-75 persen dari total berat kering.

Ternyata kandungan gizi serangga tersebut sangat besar dibandingkan dengan ikan padat protein seperti tuna yang hanya 30 persen dan dada ayam sebesar 21 persen.

Studi juga menunjukkan bahwa kandungan protein serangga memiliki konsentrasi asam amino esensial yang tinggi (46-96 persen) dan tingkat kecernaan yang tinggi, yaitu mencapai 77-98 persen.

Baca juga: Populasi Serangga di Dunia Menurun, Apa Dampaknya bagi Manusia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com