Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Serangga Bisa Dimakan?

KOMPAS.com - Banyak dari kita mungkin akan pikir-pikir dulu bila diminta untuk memakan serangga. Namun, kebiasaan makan serangga juga ada di berbagai negara, tak terkecuali di Indonesia.

Namun demikian, sebenarnya apakah serangga bisa dimakan dan apakah ada manfaat mengonsumsi hewan invertebrata tersebut?

Dikutip dari Live Science, Jumat (26/8/2022), ulasan dalam jurnal Molecular Immonolgy menunjukkan bahwa ternyata serangga menyediakan sumber protein, vitamin, mineral, dan lemak yang sangat baik.

Serangga juga menyediakan sumber serat yang baik jika eksoskeletonnya dikonsumsi. Eksoskeleton adalah rangka luar yang melindungi tubuh serangga.

Serangga pun diketahui juga sudah banyak dikonsumsi oleh beberapa masyarakat di seluruh dunia.

Ulasan lain di jurnal Molecular Immonology memperkirakan bahwa sekitar dua miliar orang di seluruh dunia telah memasukkan serangga sebagai bagian dari makanan sehari-hari mereka. Menu serangga ini pun populer di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.

Tinjauan tersebut juga menunjukkan bahwa ada beberapa tumpang tindih antara alergi serangga, makanan laut, dan tungau debu, yang harus dipertimbangkan saat memutuskan makan serangga.

Bukan hanya itu, produk serangga tanpa kita sadari juga ditemukan sebagai pewarna makanan merah yang terbuat dari kumbang yang dihancurkan.

Jadi meski belum siap makan jangkrik goreng sebagai lauk, serangga sudah menjadi bagian dari makanan manusia.

Soal kandungan gizinya sendiri, penelitian dalam jurnal Biotechnological Advances menemukan bahwa kandungan protein serangga adalah 40-75 persen dari total berat kering.

Ternyata kandungan gizi serangga tersebut sangat besar dibandingkan dengan ikan padat protein seperti tuna yang hanya 30 persen dan dada ayam sebesar 21 persen.

Studi juga menunjukkan bahwa kandungan protein serangga memiliki konsentrasi asam amino esensial yang tinggi (46-96 persen) dan tingkat kecernaan yang tinggi, yaitu mencapai 77-98 persen.

Dengan temuan ini, beberapa sumber serangga mungkin menjadi sumber protein lengkap yang lebih baik daripada makanan berprotein tinggi yang biasa kita makan.

Lalu, peneliti dari Technical University di Berlin, Dr Birgit Rumpold mengungkapkan pandangannya mengenai serangga terbaik untuk dikonsumsi manusia.

Menurutnya, dari sudut pandang ekonomi serangga terbaik adalah serangga yang dapat dipelihara secara berkelanjutan, membutuhkan sedikit ruang, energi, dan air.

Selain itu, tahan terhadap penyakit, suhu, stres, mudah dipelihara, diproses, disimpan, dan tentu saja yang tak boleh dilupakan adalah bergizi serta dapat diterima oleh konsumen sebagai makanan.

Dengan kriteria itu, serangga pun bisa jadi alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk sumber protein lain, seperti daging sapi, ayam, dan bahkan produk kedelai.

"Ada jutaan spesies serangga dan sekitar 2.100 spesies serangga yang dapat dimakan telah dilaporkan dalam literatur," ungkap Rumpold.

Selain nilai yang dimiliki serangga sebagai sumber protein baru bagi manusia, hewan itu juga dapat menjadi komponen berguna dari rantai pasokan makanan dengan cara lain.

Sebuah tinjauan dalam jurnal Waste Management menjelaskan bahwa serangga dapat berguna dalam pemanfaatan kembali limbah makanan.

Siklus hidup yang pendek dari sebagian besar serangga juga berarti bahwa mereka cepat dewasa dan memasuki rantai pasokan, sedangkan beberapa hewan seperti sapi membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibesarkan.

"Dibandingkan dengan ternak konvensional pada umumnya, serangga memiliki efisiensi konversi pakan yang lebih tinggi, yaitu mereka membutuhkan lebih sedikit pakan untuk memproduksi biomassa 1 kg," papar Rumpold.

Serangga juga memiliki fekunditas yang lebih tinggi, misalnya jangkrik bertelur hingga 1.500 telur dalam satu bulan.

Sebagian besar serangga juga omnivora dan dapat dipelihara dengan memanfaatkan sampah organik dan hanya membutuhkan sedikit ruang dalam proses pemeliharaan.

"Serangga mungkin lebih sedikit menyumbang gas rumah kaca daripada sapi," pungkasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/27/110200723/apakah-serangga-bisa-dimakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke