Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Temukan Homo Sapiens Hidup di Gurun Kalahari 20.000 Tahun Lalu

Kompas.com - 19/08/2022, 18:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkap, bahwa Homo sapiens pernah tinggal dan bertahan hidup di Gurun Kalahari lebih dari 20.000 tahun yang lalu.

Ini tentu menjadi temuan yang menarik, pasalnya asumsi umum berpandangan Kalahari adalah lingkungan yang keras dan tak cocok untuk kelangsungan hidup manusia purba. Namun pada kenyataannya, mereka hidup di sana dan berkembang.

Ternyata berdasarkan penelitian, para ahli menyebut bahwa lingkungan Gurun Kalahari tidak seperti sekarang.

"Penelitian kami menunjukkan selama beberapa periode di masa lalu gurun itu subur dan jauh lebih basah daripada hari ini," ungkap Dr. Jayne Wilkins, arkeolog Griffith University.

Baca juga: Fosil Tengkorak Manusia Purba Berusia 3,4 Juta Tahun Ditemukan di Goa Afrika Selatan

Meski begitu, penelitian yang dilakukan sejak tahun 2015 tersebut menemukan pula, bahwa 20.000 tahun yang lalu, Kalahari juga mengalami kondisi kering.

Hal itu akhirnya dapat memberikan wawasan mengenai perubahan iklim berdampak pada evolusi manusia.

Dikutip dari Phys, Jumat (19/8/2022) dalam studinya ini peneliti melakukan eksplorasi di situs utama di Bukit Ga-Mohana di Kalahari selatan di Afrika Selatan. Situs ini memiliki makna spiritual bagi masyarakat setempat.

Peneliti lantas bekerja sama dengan tim dari University of Cape Town yang mempelajari endapan tufa, yaitu mata air, air terjun, atau kolam yang telah berubah menjadi batu.

"Air mengendap dan meninggalkan kalsium karbonat yang dapat dibor oleh tim untuk menentukan usianya. Penanggalan ini memberi tahu kita kapan wilayah tersebut lebih basah di masa lalu," jelas Wilkins.

Wilkins yang juga memimpin penyelidikan arkeologi di Bukit Ga-Mohana, menemukan beberapa bukti paling awal mengenai perilaku teknologi inovatif.

"Kami menemukan banyak alat-alat batu dan sisa-sisa tulang dari makanan yang akan mereka konsumsi," kata Wilkins.

Baca juga: Zaman Hidupnya Homo Sapiens dan Ditemukannya di Indonesia

Temuan paling penting adalah kristal kalsit, kubus kristal bening yang tak memiliki nilai fungsional, tetapi mungkin dikumpulkan untuk alasan sentimental atau alasan ritual.

"Penelitian kami menunjukkan ini bukan hanya tentang Homo Sapiens bertahan hidup di Gurun Kalahari, tetapi bagaimana mereka berkembang dengan pengetahuan, sistem, dan teknologi canggih untuk bisa mengakses sumber daya yang mereka butuhkan, untuk bertahan hidup dalam kondisi kering," jelas Wilkins.

Studi dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com