Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zaman Hidupnya Homo Sapiens dan Ditemukannya di Indonesia

Kompas.com - 10/09/2021, 16:31 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

Sumber Jurnal UM

KOMPAS.com - Manusia purba di Indonesia ada dua macam, pithecantropus dan homo. Homo dikaitkan dengan era manusia yang lebih modern.

Kehidupan manusia purba jenis Homo sapiens muncul pada periode Zaman Batu Lama atau yang disebut Paleolitikum Atas. Zaman ini terjadi sekitar 10.000 tahun sebelum masehi.

Secara genetis, Homo sapiens berasal dari Asia Barat. Homo sapiens membawahi subspesies lainnya seperti Homo heidelbergensis dan Homo rhodensiensis.

Secara teori, manusia modern berkembang dari manusia purba Homo erectus. Homo sapiens sangat mirip manusia modern.

Beberapa karakter yang mirip antara lain ukuran otaknya sangat mirip dengan manusia modern, tengkoraknya tebal, tonjolan bubung alis, dan dagunya tidak menonjol.

Homo sapiens secara kehidupan sudah jauh lebih modern dan sudah memiliki budaya. Jenis manusia ini sudah tinggal di rumah-rumah panggung. Sedangkan untuk peralatan yang digunakan masih berupa alat batu.

Baca juga: Manusia Purba Kanibal Tertua Ternyata ‘Sepupu’ Homo Sapiens

Homo sapiens di Indonesia

Homo sapiens di Indonesia diwakili subspesies Homo wajakensis. Homo wajakensis yang ditemukan di Wajak, Tulungagung. Genus Homo ini karakteristik tulangnya lebih progresif dari manusia Pithecantropus.

Ini merupakan satu dari empat spesies yang ditemukan Pulau Jawa. Tiga spesies lainnya adalah Megantropus paleojavanicus, Pithecantropus modjokertensis, dan Pithecantropus erectus.

Spesies ini mempengaruhi evolusi manusia yang berkembang di Pulau Jawa, terutama di kala plestosen akhir sampai holosen awal. Dua ras yang berkembang di Indonesia pada masa awal Homo sapiens adalah Australomelanesid dan Mongolid.

Para ahli paleoantropologi akhirnya berkesimpulan bahwa manusia Wajak ini memiliki ciri-ciri Australomelanesid seperti yang dimiliki oleh manusia yang sekarang menjadi penduduk Australia.

Ras Australomelanosid memiliki badan tinggi, tengkorak lebih kecil, dahi miring, dan pelipis tidak membulat benar. Tengkoraknya lonjong dengan bagian belakangnya lebih menonjol. Gigi dan rahangnya relatif kuat.

Sedangkan ras Mongolid sedikit lebih tinggi dari ras sebelumnya. Tengkoraknya lebih bundar dan lebih besar. Wajahnya lebih persegi dengan hidung yang lebih lebar.

Sebelumnya, Eugene Dubois, yang menemukan manusia Wajak ini, diklasifikasikan sebagai campuran kedua ras yang telah disebut di atas.

Temuan ini merupakan sangat penting karena dapat dipastikan bahwa ini adalah kerangka nenek moyang manusia yang selama ini di cari para pengikut teori evolusi Darwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com