Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Civil 20 Desak G20 Selesaikan Krisis Multidimensi Global Saat Ini

Kompas.com - 03/08/2022, 12:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Civil 20 (C20) dari seluruh dunia mendesak pemimpin G20 untuk menyelesaikan permasalahan krisis multidimensi yang saat ini tengah dialami masyarakat global.

C20 mendesak agar krisis global multidimensi harus diangani lebih cepat, lebih adil, dan berkelanjutan.

Hal ini diperlukan karena menurut C20, ada sekitar 71 juta orang telah jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada kuartal pertama tahun 2022, dan lebih dari 250 juta orang diperkirakan membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan pada akhir tahun.

Baca juga: Perubahan Iklim Tingkatkan Kemungkinan Kebakaran Hutan Secara Global

“Mewakili suara masyarakat sipil, kami menyerukan para pemimpin G20 untuk melakukan upaya nyata untuk menyediakan dan berbagi sumber daya dalam mencegah dan menanggapi krisis saat ini,” kata Sugeng Bahagijo, Ketua C20 Indonesia dalam pertemuan Anggota Civil 20 dari seluruh dunia, di Jakarta, 27-28 Juli 2022.

C20 adalah salah satu Kelompok Keterlibatan resmi G20 yang menyediakan platform bagi Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) di seluruh dunia, untuk menyuarakan aspirasi rakyat dengan para pemimpin dunia di G20.

C20 telah melibatkan lebih dari 800 perwakilan dan jaringan masyarakat sipil dari berbagai negara di luar anggota G20.

Sedangkan, G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan satu organisasi antar pemerintahan dan supranasional yaitu dan Uni Eropa (EU).

Ada beberapa hal terkait permasalahan multidimensi global yang saat ini dihadapi masyarakat dunia.

Hingga saat ini, 2022 adalah tahun dimana jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan paling banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Jumlah tersebut masih terus bertambah dan dipicu oleh pandemi Covid-19, bencana alam, krisis iklim, ketidakadilan sosial ekonomi, konflik sosial politik, krisis pangan dan energi, inflasi, pemerintahan yang buruk dan lain-lain.

Isu perubahan iklim juga menjadi salah satu pemicu terbesar dari eskalasi gejolak kemanusiaan global, karena kemungkinan kita akan gagal memenuhi target Perjanjian Paris, yaitu membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat C atau lebih rendah.

Steering Commite C20 Indonesia, Binny Buchori mengatakan, berbagai persoalan tersebut tidak bisa dianggap sepele atau diabaikan begitu saja.

“Hal ini berdampak pada berbagai aspek kehidupan kita, termasuk kelangkaan pangan dan air yang berujung pada malnutrisi dan peningkatan kesenjangan di berbagai negara. Selain itu, perekonomian dunia juga akan menjadi 10 persen - 18 persen lebih kecil,” ujar Binny.

Sebab, krisis pangan yang memperparah krisis kemanusiaan saat ini juga dipicu oleh lonjakan inflasi dan spekulasi pasar, yang menyebabkan kenaikan harga pangan secara signifikan.

Sugeng menjelaskan, G20 harus meningkatkan kuantitas dan kualitas pendanaan untuk krisis global dan mengakui aktor non-negara sebagai aktor kemanusiaan.

“Sudah saatnya kepemimpinan saat ini beralih dari ‘berbuat baik untuk diri sendiri’ menjadi berbuat baik untuk orang lain,” kata Sugeng.

Kebijakan ekonomi dan sosial di masa krisis multidimensi ini harus dipusatkan pada masyarakat, dengan bantuan sosial holistik, perawatan kesehatan universal, dan layanan dasar yang tersedia lintas batas untuk menjangkau mereka yang paling rentan .

Untuk itu, Anggota Civil 20 mengingatkan, bahwa penting bagi para pemimpin G20 untuk menempatkan rakyat di atas politik, karena pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi tanpa kontribusi nyata dari suara rakyat, dan partisipasi aktif semua lapisan masyarakat termasuk perempuan dan penyandang disabilitas.

“Saat ini kita menyaksikan penderitaan besar yang dialami orang-orang dari hari ke hari karena pandemi yang berkepanjangan, krisis ekonomi, dan kemanusiaan global,” jelas Nadia Daar dari Oxfam International.

Baca juga: Krisis Iklim Sudah Mengkhawatirkan, Kenali 6 Penyebab Pemanasan Global

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com