Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Eksis di Bumi sejak 450 Juta Tahun Lalu, Apa Rahasianya?

Kompas.com - 27/07/2022, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Selain itu, beberapa spesies elasmobranchii, subkelas dari kelompok ikan bertulang rawan yang mencakup hiu juga dapat berpindah antara lingkungan air tawar dan air asin.

Contohnya saja, hiu banteng yang terkenal agresif adalah salah satu hiu paling terkenal yang mampu hidup di lingkungan air tawar dan asin.

Kemampuan tersebut, membantu spesies hiu masa lalu ketika suhu global berubah dan sejumlah besar air tawar memasuki lautan karena lapisan es yang mencair, dan menopang umur panjang hiu sebagai kelompok.

Kita juga mengenal hiu sebagai karnivora eksklusif, tetapi menurut studi yang dipublikasikan tahun 2018 di jurnal Proceedings of the Royal Society B, hiu adalah pemakan yang lebih beragam.

Mereka bisa melahap berbagai makanan termasuk plankton, ikan, kepiting, anjing laut, dan bahkan paus.

Baca juga: Di Mana Hiu Megalodon Hidup?

Kemampuan adaptasi ketika mencari makanan itu juga yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup di masa kelangkaan.

Tetapi, meski hiu telah berhasil menghindari kepunahan massal sebelumnya dengan kemampuan berdaptasi mereka, saat ini hiu menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: aktivitas manusia.

"Hiu telah mampu menghadapi perubahan iklim di masa lalu dengan cukup baik, tetapi tantangan terbesar bagi hiu dan pari dunia saat ini adalah penangkapan ikan yang berlebihan," kata Gavin Naylor, direktur Florida Program for Shark Research.

"Tidak ada trik pintar yang bisa digunakan hewan-hewan ini untuk menghadapi penangkapan ikan di air," tambahnya.

Masih ada lagi. Efek polusi, kontaminan, dan hilangnya habitat juga menjadi faktor hilangnya mereka di beberapa tempat.

Peran hiu dalam ekosistem laut secara keseluruhan tak dapat diremehkan. Berhubung begitu banyak hiu yang merupakan predator puncak, mereka kemungkinan memainkan peran penting dalam mengatur stabilitas organisme yang lebih rendah dalam rantai makanan.

"Jika Anda menyingkirkan pemangsa puncak, itu akan menganggu dan mengakibatkan segala macam perubahan dalam sistem," papar Naylor.

Baca juga: Hidung Paus Sperma Jadi Cemilan Favorit Hiu Megalodon saat Masih Hidup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com