Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novavax Dipakai sebagai Vaksin Dosis Ke-4 di AS, Bagaimana Efektivitasnya?

Kompas.com - 21/07/2022, 13:30 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber WHO,FDA

 

Pembuatan dan cara kerja

Dituliskan Kompas.com, 3 Januari 2021, para peneliti memodifikasi gen spike dan memasukkannya ke dalam virus yang berbeda, disebut baculovirus, dan membiarkannya menginfeksi sel serangga.

Sel terinfeksi menghasilkan protein lonjakan yang secara spontan bergabung bersama untuk membentuk lonjakan, seperti yang dilakukan di permukaan virus corona.

Metode serupa dalam menumbuhkan dan memanen protein virus telah digunakan untuk membuat vaksin berlisensi untuk penyakit seperti influenza dan HPV.

Orang yang telah divaksin terinfeksi virus corona, antibodi dapat mengunci protein lonjakan tersebut. Virus tidak dapat memasuki sel dan infeksinya akan diblokit.

Vaksin Novavax juga dapat memicu perlindungan lain dengan menghancurkan sel yang terinfeksi. Saat virus menyerang, sel yang terinfeksi meletakkan fragmen protein lonjakannya di permukaan.

Sel pembawa antigen dapat mengaktifkan jenis sel kekebalan yang disebut sel T pembunuh. Sehingga, vaksin bisa mengenali sel yang terinfeksi virus corona dan menghancurkannya sebelum menghasilkan virus baru.

Baca juga: Vaksin Novavax Tunjukkan Perlindungan pada Varian Virus Corona Beta

Efektivitas dan keamanan vaksin

Uji klinis penilaian efektivitas vaksin dilakukan pada peserta berusia 18 tahun ke atas yang tidak mempunyai bukti infeksi SARS-CoV-2 hingga 6 hari setelah menerima dosis vaksin kedua.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuliskan, kemanjuran Novavax (NVX-CoV2373) telah dinilai dalam tiga uji coba fase 2 dan fase 3. Dari dua uji coba fase 3, keduanya menemukan bahwa kemanjuran vaksin terhadap penyakit ringan, sedang, dan berat sebesar 90 persen.

Sementara itu, subset peserta berusia 65 tahun dan lebih tua, vaksin terbukti efektif 78,6 persen. Uji klinis dilakukan sebelum munculnya varian Delta dan Omicron.

Baca juga: Subvarian BA.4 dan BA.5 Terungkap 4 Kali Lebih Tahan Vaksin mRNA, Studi Jelaskan

Terkait keamanannya, vaksin dinilai pada sekitar 26.000 peserta uji klinis yang menerima vaksin dan sekitar 25.000 yang mendapatkan plasebo.

Efek samping yang paling sering dilaporkan oleh penerima vaksin meliputi tubuh terasa sakit, kemerahan dan bengkak di tempat suntikan, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, nyeri sendi, mual, muntah, dan demam.

Adapun sekitar 21.000 penerima vaksin memiliki setidaknya dua bulan keamanan tindak lanjut setelah dosis kedua.

Kendati begitu, muncul peringatan bahwa setelah pemberian vaksin terjadi peningkatan risiko miokarditis (radang otot jantung) dan perikarditis (radang jaringan di sekitar jantung).

Mayoritas orang yang menderita miokarditis atau perikarditis setelah menerima vaksin, gejala mulai muncul dalam 10 hari setelah vaksinasi dan penerima vaksin harus segera diberikan pertolongan jika mengalami nyeri dada, sesak napas, atau perasaan jantung berdebar kencang.

Baca juga: Apakah Dibutuhkan Vaksin Dosis Keempat untuk Lawan Varian Omicron? Ini Kata Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com