KOMPAS.com - Israel menjadi negara pertama yang melakukan uji coba penyuntikan vaksin dosis keempat untuk kelompok rentan terhadap Covid-19.
Pemberian vaksin dosis keempat ini diklaim lebih ampuh dalam mencegah gelombang infeksi yang dipicu oleh varian Omicron di negara tersebut.
Lantas, apakah pemberian dosis keempat vaksin Covid-19 sangat diperlukan untuk menghindari paparan varian B.1.1.529 atau Omicron?
Melansir Healthline, Rabu (15/12/2021) CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan kepada bahwa vaksin dosis keempat mungkin diperlukan, setelah laporan awal menunjukkan varian Omicron dapat merusak antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19.
Baca juga: Kombinasi Vaksin Sinovac dan Booster Pfizer Kurang Efektif Lawan Omicron, Studi Jelaskan
“Ketika kami melihat data, hasilnya akan menentukan apakah dosis ketiga dapat melindungi dengan baik dari Omicron, dan untuk berapa lama. Dan poin kedua, saya pikir kita akan membutuhkan dosis keempat,” ungkap Bourla.
Namun, dia berkata bahwa saat ini para ahli masih menunggu data yang lebih banyak terkait kebutuhan vaksin dosis keempat tersebut.
Terlepas dari hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memutuskan untuk mendukung program vaksin dosis ketiga secara global, dan mengisyaratkan bahwa lebih banyak data diperlukan sebelum membuat keputusan.
Sementara itu, spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco, Dr Monica Gandhi, mengatakan sejauh ini data yang ada mendukung pemberian booster dalam 4 hingga 6 bulan setelah dosis kedua.
Gandhi pun mencatat jarak pemberian dosis vaksin dapat meningkatkan imunogenisitas atau kemampuan vaksin dalam memicu respons imun.
"Saya tidak akan memberikan (vaksin) kurang dari 12 minggu setelah dosis terakhir (diberikan),” imbuhnya.
Vaksin dosis ketiga dapat mencegah Omicron
Walaupun data yang ada masih terbatas terkait efektivitas vaksin dosis keempat, banyak riset menunjukkan vaksin dosis ketiga mampun untuk mencegah varian Omicron.
Sebab, penelitian dari Oxford University menemukan, dua dosis vaksin AstraZeneca atau Pfizer kurang efektif dalam memberikan perlindungan terhadap Omicron.
“Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa varian Omicron dapat menghindar dari aktivitas penetralan antibodi yang dibentuk oleh vaksin Pfizer dua dosis secara substansial, meskipun mereka pernah terinfeksi sebelumnya vaksinasi juga (masih) kurang ampuh,” tutur Gandhi.
Baca juga: Tambah 68 Kasus Omicron di Indonesia, Masyarakat Diimbau Tak Bepergian ke Negara Ini