KOMPAS.com - Pap smear adalah prosedur skrining untuk kanker serviks.
Tujuan pap smear adalah menguji keberadaan sel prakanker atau kanker di leher rahim atau serviks.
Selama prosedur rutin, sel-sel dari leher rahim diambil dan diperiksa untuk melihat jika pertumbuhan abnormal.
Pap smear mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, tetapi biasanya tidak menyebabkan rasa sakit jangka panjang.
Dilansir dari Healthline, berikut adalah penjelasan mengenai persiapan dan prosedur pap smear.
Baca juga: Kanker Serviks Bisa Dicegah, Kenapa Kasusnya Masih Tetap Banyak?
The American Cancer Society menyarankan pap smear harus dimulai pada usia 25 tahun.
Beberapa wanita mungkin berisiko lebih tinggi terkena kanker atau infeksi sehingga tes dilakukan lebih sering.
Seseorang mungkin memerlukan tes yang lebih sering jika:
Jika berusia di atas 25 tahun dan belum pernah menjalani pap smear yang abnormal, konsultasikan kepada dokter apakah tes tersebut harus dilakukan setiap lima tahun jika digabungkan dengan skrining human papillomavirus (HPV).
Baca juga: Vaksin Kanker Serviks Mandiri di Luar Usia Sekolah Dasar, Ketahui Dosis dan Syaratnya
Saat ini, pedoman merekomendasikan bahwa orang yang berusia antara 25 dan 65 tahun harus melakukan tes HPV setiap lima tahun.
Adapun HPV adalah virus yang menyebabkan kutil dan meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker serviks.
HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks. Jika seseorang memiliki HPV, ia mungkin risiko terkena kanker serviks yang lebih tinggi.
Wanita di atas usia 65 tahun dengan riwayat hasil pap smear yang normal mungkin dapat berhenti melakukan tes di masa mendatang.
Sementara itu, pap smear secara teratur harus dilakukan berdasarkan usia, terlepas dari status aktivitas seksual.
Baca juga: Vaksin Kanker Serviks Selain Sasaran Berbayar, Ini Kata Kemenkes
Ini karena virus HPV bisa tidak aktif selama bertahun-tahun dan kemudian tiba-tiba menjadi aktif.