Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan di Babarsari, Begini Kata Ahli dan Solusi untuk Mencegah Kejadian Serupa

Kompas.com - 06/07/2022, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Aksi kerusuhan di kawasan Babarsari, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi ramai diperbincangkan masyarakat.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (5/7/2022), Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) DIY Kombes Pol Yuliyanto mengungkapkan, kerusuhan berawal sejak Sabtu, 2 Juli 2022 di tempat hiburan di Babarsari.

Kerusuhan ini pun menyebabkan kerusakan toko hingga fasilitas umum.

Menanggapi peristiwa yang terjadi, Dosen dan Peneliti Sosiologi Perkotaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Derajad Sulistyo Widhyharto M.Si mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Babarsari baru-baru ini bukanlah persoalan ras kedaerahan, tetapi masalah kelompok-kelompok khusus.

“Jadi ini bukan isu orang timur atau barat, suku atau adat,” kata Derajad kepada Kompas.com, Rabu (6/7/2022).

Baca juga: Cerita 4 Dokter di Papua Pasca Kerusuhan dan Tewasnya dr Soeko

Menurut Derajad, yang melatarbelakangi peristiwa kerusuhan di Babarsari itu terjadi yakni dua faktor kegagalan yang belum teratasi dengan baik.

Faktor pertama yaitu kegagalan migran mahasiswa di Yogyakarta yang telah mendeklarasikan sebagai daerah istimewa dan multi-kultur.

Kegagalan yang lain yakni Kota Yogyakarta tumbuh tidak mengikuti geliat kota pelajar dan mahasiswa, tapi menjadi kota industri pariwisata.

Seperti diketahui, secara umum Yogyakarta tumbuh sebagai kota besar seperti kota-kota besar lainnya di tanah air, lengkap dengan perkembangan bisnisnya, di mana terdapat tempat hiburan, hotel dan lain sebagainya.

Faktor lain yang mendorong terjadinya kerusuhan di Babarsari kemarin, Derajad menjelaskan bahwa pertumbuhan yang bersifat replikatif tersebut membuat bisnisnya juga ikut replikatif termasuk kelompok-kelompok pengamanan partikelir.

Baca juga: Kerusuhan Wamena, Kenapa Kemarahan karena Hoaks Bisa Sangat Merusak?

Bangkai motor yang terbakar tergeletak usai terjadi kericuhan di Babarsari, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/7/2022). Kericuhan yang terjadi antara dua kelompok masyarakat tersebut merupakan buntut dari kasus penganiayaan yang terjadi di sebuah tempat karaoke di Babarsari.ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah Bangkai motor yang terbakar tergeletak usai terjadi kericuhan di Babarsari, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (4/7/2022). Kericuhan yang terjadi antara dua kelompok masyarakat tersebut merupakan buntut dari kasus penganiayaan yang terjadi di sebuah tempat karaoke di Babarsari.

“Secara khusus, seperti kota besar lainnya kelompok tersebut dikuasai migran yang gagal beradaptasi dengan pertumbuhan kota yang multikultur inklusi,” jelasnya.

“Karena mereka gagal, maka satu-satunya skill (keterampilan) yang dijual adalah kemampuan pengamanan. Padahal di antara mereka adalah mahasiswa,” jelas Derajad. 

Di sisi lain, sebagai kota pendidikan dan daerah istimewa, Yogyakarta disebut masih belum maksimal menghadirkan keistimewaan warganya yang notabene adalah kaum pelajar dan mahasiswa.

Alhasil, kekerasan kerap dianggap sebagai solusi penyelesaian masalah, terutama ketika kaum terpelajar bertemu dengan bisnis.

Hal inilah yang disebut Derajad sebagai pemicu atau yang melatarbelakangi terjadinya kerusuhan di Babarsari Yogyakarta belum lama ini. 

Baca juga: Kerusuhan 22 Mei 2019, Kenapa Manusia Cenderung Suka Kekerasan?

Kondisi konflik antar kelompok, bukan antar ras ini juga tergambarkan dari kronologi yang dijelaskan oleh pihak kepolisian yang menangani perkara ini.

Mencegah konflik serupa kerusuhan Babarsari

Derajad menegaskan, untuk saat ini yang terpenting bagi kita adalah memikirkan bagaimana bisa mencegah konflik serupa terjadi lagi di Yogyakarta.

Berikut beberapa hal yang harus diupayakan untuk dapat mencegah konflik serupa, seperti peristiwa bentrok di Babarsari, serta saran bagi pemerintah beserta warga setempat terkait peristiwa ini.

1. Ciptakan karakter pertumbuhan kota dengan pasti

Hal utama yang disarankan oleh Derajad untuk mencegah konflik antar kelompok seperti kasus di Babarsari ini terjadi yaitu memastikan karakter pertumbuhan kota diciptakan dengan baik.

“Jika Jogja mau diarahkan sebagai kota pelajar dan istimewa karena kultur, mestinya bisnis-bisnis yang menciptakan pengaman partikelar dihentikan,” ujarnya.

Baca juga: Pernyataan Sikap PDEI dan MHKI soal dr Soeko, Korban Kerusuhan Wamena

Garis Polisi terpasang di depan ruang pertemuan yang rusak di daerah Babarsar, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Garis Polisi terpasang di depan ruang pertemuan yang rusak di daerah Babarsar, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Namun sebaliknya, jika memang Kota Yogyakarta memang diarahkan pada industri pariwisata, Derajad mengatakan, mestinya ada klusterisasi wilayah dan kontrol terhadap ruang bisnis dilakukan maksimal.

Artinya, lanjut dia, konflik harus dipahami sebagai sisi lain dari perkembangan kota yang dirancang oleh pemerintah sendiri dan harusnya diawasi secara ketat.

“Jika tidak diawasi dan kendornya apartus negara, menghasilkan konflik Babarsari tersebut,” kata dia.

2. Negosiasi ulang perbedaan ruang bisnis dan permukiman

Saran berikutnya yang harus dilakukan menanggapi kasus bentrok Babarsari ini yaitu mengosiasikan ulang perbedaan ruang bisnis dan permukiman.

Baca juga: Benarkah Media Sosial Bisa Mengeskalasi Kerusuhan 22 Mei?

Dalam saran kedua ini, Yogyakarta bisa mencontoh apa yang telah diterapkan di Jakarta, di mana sebagain wilayah perumahan di Jakarta sudah melarang rumah untuk bisnis, begitu juga memastikan ruang private (pribadi) dan publik.

Dengan mengatur ulang mana ruang pribadi, mana ruang publik, mana kawasan berbisnis, dan di mana area perumahan, akan membantu mempermudah lokalisir jikalau terjadi konflik.

“Tidak seperti di Babarsari, ruang private (pribadi) di ubah jadi ruang usaha,” kata dia.

3. Ubah konsep pengamanan

Solusi lain untuk mencegah kejadian konflik serupa, kerusuhan di Babarsari ini, saran berikutnya yakni mengubah konsep pengamanan dari ruang usaha pribadi menjadi kawasan, sehingga kelompok pengamanan partikelir tidak diswa usaha per usaha.

“Masyarakat lokal bisa menjadi bagian dari pengamanan kawasan tersebut dan pengamanan bisa menginduk pada struktur resmi polsek (setempat),” jelas Derajad. 

Baca juga: Soal Orangtua Ajak Anak Nonton Kerusuhan, Begini Dampak Buruknya

Kondisi kantor Firma DHEN & Partners di Pertokoan Kledokan Raya nomor 68, Babarsari, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman pasca peristiwa pengrusakan pada Senin 4 Juli 2022 (Foto dokumentasi Heru Nugroho).KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Kondisi kantor Firma DHEN & Partners di Pertokoan Kledokan Raya nomor 68, Babarsari, Caturtunggal, Depok, Kabupaten Sleman pasca peristiwa pengrusakan pada Senin 4 Juli 2022 (Foto dokumentasi Heru Nugroho).

Kronologi kejadian kerusuhan di Babarsari

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda DIY Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yuliyanto menjelaskan, kerusuhan berawal pada Sabtu (2/7/2022) di tempat hiburan di Babarsari.

Pada awalnya, seorang dengan inisial L bersama rombongan melakukan karaoke. Begitu selesai, oleh kasir ditanya apakah telah membayar atau belum.

“Intinya di situ ribut, kemudian dari pihak manajemen tempat itu menghubungi pihak yang bertanggung jawab tentang keamanan di tempat hiburan tersebut dari saudara K,” jelasnya seperti diberikan Kompas.com pada Senin (5/7/2022).

Sebagai sekuriti di tempat karaoke tersebut, lanjutnya, K telah menyampaikan agar supaya tidak ada keributan.

Baca juga: Pernyataan Sikap PDEI dan MHKI soal dr Soeko, Korban Kerusuhan Wamena

"Tapi, kemudian di situ terjadi keributan dan ada perusakan di tempat hiburan tersebut. Ada monitor komputer yang pecah, kemudian ada juga kaca yang pecah," ujar Yuliyanto.

Keributan itu menimbulkan korban, di antaranya tiga orang dari kelompok L yang mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Kemudian, pada pukul 05.00 WIB, kelompok L melakukan penyerangan di Jambusari.

"Jam 5 pagi itu kelompok L melakukan penyerangan di TKP Jambusari. Di TKP Jambusari ini kondisinya ada tiga orang juga terluka dari kelompoknya L," tutur dia.

Korban di Jambusari mengalami luka-luka akibat benda tajam. Salah satu korban kerusuhan Babarsari, merupakan kelompok lain.

Baca juga: Kerusuhan Wamena, Kenapa Kemarahan karena Hoaks Bisa Sangat Merusak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com