KOMPAS.com - Lotus birth adalah sebuah praktik melahirkan dengan cara menunda pemotongan tali pusar yang menghubungkan bayi ke plasenta hingga terlepas sendiri. Cara ini dianggap lebih alami dan diyakini memiliki banyak manfaat. Benarkah demikian? Bagaimana faktanya?
Lotus birth digagas oleh seorang wanita yang dipanggil dengan nama Clair Lotus Day pada tahun 1974. Praktik ini diusulkan karena beliau melihat simpanse yang melahirkan dan tidak memotong plasenta dari bayinya yang baru lahir.
Teknik ini kemudian diikuti banyak orang karena diyakini merupakan bentuk alami dari melahirkan. Selain itu, lotus birth juga dipercaya memiliki banyak manfaat untuk bayi. Plasenta dan tali pusar bayi akan lepas sendiri setelah 3 sampai 10 hari.
Pemotongan tali pusar pada bayi yang baru lahir memiliki beberapa teknik dan perbedaan waktu yang direkomendasikan. Dilansir dari Healthline, The American College of Nurse-Midwives percaya bahwa memotong tali pusar di bawah satu menit setelah bayi lahir adalah yang paling baik.
Namun, berbagai penelitian terbaru justru mengatakan sebaliknya. The American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan untuk menunggu 30 sampai 60 detik sebelum memotong tali pusar. Sementara World Health Organization (WHO) memberi rekomendasi untuk memotongnya setelah satu sampai tiga menit setelah bayi lahir.
Hasil penelitian menunjukkan menunda pemotongan tali pusar memberikan manfaat berikut ini:
Para praktisi lotus birth meyakini menunggu plasenta dan tali pusar lepas sendiri bermanfaat untuk memaksimalkan aliran darah dari plasenta menuju ke bayi. Selain itu, bayi yang dilahirkan dengan cara lotus birth diyakini lebih tenang. Sayangnya, tidak ada cukup studi ilmiah yang mendukung hipotesis ini.
Baca juga: Prolapsus Uteri, Pernah Melahirkan Normal dan Menopause Harus Waspada
Lotus birth belum terbukti aman untuk dilakukan, namun juga studi yang memelajari risikonya masih sangat terbatas. Namun satu hal yang diketahui dengan pasti, ketika plasenta keluar dari rahim ibu, maka aliran darah ke plasenta juga berhenti.
Tidak adanya aliran darah ke plasenta membuat plasenta menjadi jaringan mati. Jaringan mati sangat rentan menjadi sumber infeksi jika tidak segera dibersihkan. Pada praktik lotus birth, plasenta masih terhubung dengan tubuh bayi sehingga membuat bayi dalam risiko infeksi dari plasenta.
Pilihan kembali kepada Anda untuk melakukan lotus birth atau klem tali pusar seperti biasa. Tidak ada bukti yang cukup baik untuk mendukung, atau menentang praktik ini. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan Anda untuk mendiskusikan manfaat dan risiko yang Anda dan bayi Anda dapatkan jika Anda ingin melakukannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.