Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/06/2022, 16:03 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, memastikan bahwa cacar monyet atau monkeypox belum ditemukan di Indonesia.

Meski begitu, pihaknya tengah melakukan pengetatan di pintu masuk negara seperti di kantor kesehatan pelabuhan (KKP), maupun bandara.

Sama seperti Covid-19 yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan, China dan menyebar ke seluruh dunia, virus cacar monyet juga bisa ditularkan dari orang ke orang.

Penyakit cacar monyet, kata Syahril, dapat menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi seperti pakaian maupun seprai yang digunakan bersama.

Baca juga: Ada 3.413 Kasus Cacar Monyet di 50 Negara, Ini Rekomendasi WHO

"Dia kan dateng ke Indonesia orang-orang itu (yang terinfeksi virus cacar monyet), kalau dia tidak bergejala dan udah sembuh enggak apa-apa," ujar Syahril saat ditemui di gedung Kemenkes, Rabu (29/6/2022).

"Yang bahaya kalau dia bergejala, jadi perlu (pengetatan) di pintu masuk KKP, bandara, pelabuhan harus skrining dengan baik," sambungnya.

Dokter Syahril menjelaskan, monkeypox pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia terjadi pada tahun 1970 di wilayah Afrika yang akhirnya menjadi penyakit endemik di negara tersebut.

"Endemis itu artinya penyakit itu ada di negara tersebut, tapi enggak banyak. Ada Nigeria, Kongo, ada sekitar 10 negara (endemik). Sejak bulan Mei kemarin (cacar monyet) tersebar di negara-negara bukan endemis di Eropa, Amerika, termasuk Asia dan Singapura," imbuhnya.

Dia membeberkan, masa inkubasi virus cacar monyet ialah lima hingga 13 hari, atau lima sampai 21 hari. Adapun periode masa inkubasi cacar monyet adalah sebagai berikut:

Baca juga: CDC Peringatkan Cacar Monyet Muncul dengan Gejala Tidak Biasa, Apa Saja?

Pertama, masa invasi antara nol sampai lima hari muncul demam tinggi, sakit kepala yang berat, dan ada benjolan atau pembesaran kelenjar limfa di leher, di ketiak, atau selangkangan.

Kedua, masa erupsi terjadi antara satu sampai tiga hari pasca demam, yang disertai munculnya ruam pada kulit, wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput lendir mata.

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius, terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Lesi muncul secara bertahap, mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), yang mengeras atau keropeng lalu rontok.

"Itu (cacar monyet) tidak berat dan dia sembuh sendiri, setelah sampai di 28 hari setelah masa inkubasi selesai dia akan mengering dan mengelupas. Dan dia kembali sehat lagi, cuma masalahnya kalau dia usia lanjut dan punya komorbid harus hati-hati," ujar Syahril.

Oleh sebab itu, bagi mereka yang bergejala terutama pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) perlu melakukan pemeriksaan yang menyeluruh guna memastikan penyebabnya.

Baca juga: Waspada Gejala Cacar Monyet, Apa Saja yang Harus Diperhatikan dari Hari ke Hari?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com