Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pangan di Depan Mata, Begini Penjelasan Pengamat Pertanian

Kompas.com - 29/06/2022, 17:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber UGM

KOMPAS.com- Pengamat pertanian dari Universitas Gadjah Mada menyebut bahwa krisis pangan sudah di depan mata. Beberapa negara bahkan mulai merasakan dampaknya.

Bagi kita sendiri mungkin masih menganggap sebelah mata isu ini karena masih dapat menikmati dan mendapatkan bahan pangan dengan cukup mudah.

Akan tetapi menurut Jaka Widada, pengamat pertanian dari Universitas Gadjah Mada seperti dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (28/6/2022) krisis pangan sesungguhnya sudah sangat terasa.

Hal tersebut ditandai dengan iklim yang tak menentu, hujan ekstrem, bencana alam yang mengakibatkan gagal panen karena banjir, kekeringan maupun ledakan hama dan penyakit.

"Itu sebenarnya tanda-tanda krisis pangan akan terjadi. Jumlah penduduk terus naik, sementara kenaikan jumlah pangan tak seimbang dengan kenaikan jumlah penduduk," katanya.

Badan Pangan Dunia (FAO) memperkirakan di tahun 2050 penduduk dunia akan tembus 10 miliar. Ledakan penduduk yang sedemikian besar tentunya memerlukan pangan dalam jumlah yang sangat luar biasa.

Baca juga: Atasi Krisis Pangan Global, Ahli Sebut Larva dan Rumput Laut Bisa Jadi Sumber Makanan Sehat

Agar krisis pangan dunia dan kelaparan tak terjadi, Jaka menyebut harus ada peningkatan produksi pangan dunia.

Idealnya, produksi pangan untuk saat ini berkisar 70 persen. Jika sebagian negara produksi pangan masih sekitar 10 persen maka akan cukup sulit untuk mengejarnya.

Apa yang harus dilakukan menghadapi krisis pangan di depan mata?

Jaka menjelaskan beberapa upaya untuk peningkatan produksi pangan di Indonesia sendiri harus dilakukan berbarengan antara pemerintah dan masyarakat.

Seperti misalnya apa saja yang dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi saat ini. Dalam pertanian kondisi tersebut menjadi kendala karena suhu menjadi lebih panas dan CO2 lebih tinggi akan berpengaruh terhadap hasil pertanian.

Sedangkan di sisi lain, agar krisis pangan tak terjadi, maka petani juga harus berhadapan dengan permasalahan sumber pengairan yang selama ini bergantung pada air tanah.

Baca juga: Tangkal Krisis Pangan di Bumi, Perusahaan Ini Bikin Kebun di Luar Angkasa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com