Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kekurangan Gizi Masih Jadi Masalah Kesehatan Anak-anak di Asia Tenggara

Kompas.com - 22/06/2022, 19:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi terbaru menyebut malnutrisi atau kekurangan gizi pada anak-anak di Asia Tenggara masih menjadi masalah kesehatan. Hal itu diungkapkan dalam studi South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II).

Peneliti menyampaikan, studi ini menyoroti triple burden of malnutrition yang terdiri atas kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, serta kelebihan berat badan atau obesitas.

Sebab, ketiga masalah tersebut kerap terjadi berdampingan di suatu negara yang bahkan bisa dialami dalam satu rumah tangga.

Dijelaskan Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia sekaligus Guru Besar Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Rini Sekartini, Sp.A(K), SEANUTS II melibatkan hampir 14.000 anak.

Di antaranya adalah mereka yang berusia enam bulan hingga 12 tahun.

Baca juga: Untuk Perangi Sel Kanker Jahat, Pasien Tak Boleh Kekurangan Gizi

Penelitian tentang kekurangan gizi dan kesehatan anak skala besar itu dilakukan FrieslandCampina antara 2019 dan 2021, yang bekerja sama dengan universitas serta lembaga penelitian terkemuka di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Penelitian terbaru kami mengungkapkan bahwa lebih dari 70 persen anak-anak di keempat negara tidak memenuhi kebutuhan rata-rata kalsium dan lebih dari 84 persen tidak memenuhi kebutuhan rata-rata vitamin D," ungkap Rini di acara Media Launch SEANUTS II yang digelar di Jakarta, Selasa (21/6/2022).

Selain itu, sebagian besar anak-anak tidak memenuhi kebutuhan rata-rata asupan kalsium dan vitamin D, sehingga mengindikasikan adanya kekurangan vitamin.

Hal ini diperkuat dengan hasil pengecekan biokimia darah, yang menunjukkan adanya ketidakcukupan vitamin D pada sebagian besar anak.

Para peneliti dari studi kekurangan gizi pada anak yang dilakukan, mereka mencatat, secara keseluruhan SEANUTS II menemukan bahwa permasalahan anak stunted atau berperawakan pendek dan anemia masih ada, terutama pada anak-anak usia dini.

Baca juga: 5 Dimensi Mindful Parenting dalam Pemenuhan Gizi Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com