Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kekurangan Gizi Masih Jadi Masalah Kesehatan Anak-anak di Asia Tenggara

Kompas.com - 22/06/2022, 19:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Akan tetapi, pada anak yang berusia lebih tua prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas dilaporkan lebih tinggi.

Studi kekurangan gizi di Indonesia

Di Indonesia, studi SEANUTS II dilakukan pada 2019 di 21 kabupaten/kota di 15 provinsi.

Studi ini melibatkan sekitar 25 tenaga dokter, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, serta ahli olahraga.

Bekerja sama dengan lembaga penelitian dan sejumlah universitas di Indonesia, SEANUTS II melakukan penelitian terhadap sekitar 3.000 anak dengan rentang usia antara 6 bulan sampai 12 tahun.

Stunting dan stunted (perawakan pendek) merupakan salah satu bentuk dari malnutrisi atau kekurangan gizi di Indonesia, yang menjadi isu utama untuk segera diatasi.

Baca juga: 2 Intervensi Gizi Bantu Percepatan Penurunan Stunting dengan Target 14 Persen 2024

"Kejadian stunted masih menjadi masalah besar, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera baik di perkotaan sekitar 20,6 persen maupun di pedesaan (sebesar) 33,6 persen. Prevalensi anemia (pada balita) juga ternyata masih cukup tinggi 25,8 persen," terang Prof Rini.

Tim peneliti menemukan prevalensi anak berperawakan pendek di wilayah tersebut mencapai 28,4 persen.

Artinya, satu di antara 3,5 anak mengalami stunted.

"Kita lihat status gizi anak yang (umurnya) kurang dari 5 tahun (daerah Jawa dan Sumatera), ternyata masih tetap tinggi prevalensi stunted-nya. Jadi memang untuk stunted masih tinggi di atas 20 persen, dan laki-laki lebih tinggi (angkanya) dari perempuan," papar peneliti SEANUTS II Indonesia, Dr dr Dian Novita Chandra, M.Gizi.

Baca juga: Bagaimana Mencukupi Kebutuhan Gizi Selama Puasa Ramadhan? Ini Kata Ahli

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com