Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2022, 10:05 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CDC

KOMPAS.com - Belakangan ini, penyakit cacar monyet atau monkeypox mendapatkan sorotan dunia dikarenakan infeksinya telah ditemukan di sejumlah negara di dunia.

Penyakit cacar mungkin tidak asing lagi di tengah masyarakat Indonesia. Tapi, penyakit cacar dengan cacar monyet bukanlah penyakit yang sama.

Beda penyakit cacar dan cacar monyet

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menuliskan, bahwa pada manusia, gejala cacar monyet memang mirip, tapi lebih ringan dibandingkan gejala cacar.

Perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening membengkak (limfadenopati), sedangkan cacar tidak.

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. 

Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Baca juga: Kemenkes Rilis 5 Klasifikasi Kasus Cacar Monyet, Apa Saja?

Pengobatan cacar monyet

Mayoritas orang yang terinfeksi virus cacar monyet atau monkeypox memiliki perjalanan penyakit ringan, yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa adanya terapi khusus.

Namun, prognosis cacar monyet tergantung pada beberapa faktor seperti status vaksinasi sebelumnya, status kesehatan awal, penyakit penyerta, dan komorbiditas.

Beberapa orang yang harus dipertimbangkan mendapatkan perawatan, termasuk orang dengan penyakit parah seperti penyakit hemoragik, lesi konfluen, sepsis, ensefalitis, atau kondisi lain yang memerlukan rawat inap.

Selain itu, orang yang mungkin berisiko tinggi terkena penyakit parah seperti:

  • Orang dengan immunocompromise misalnya infeksi HIV/AIDS, leukimia, limfoma, transplantasi organ, terapi agen alkilasi, antimetabolit, radiasi, penghambat faktor nekrosis tumor, kortikosteroid dosis tinggi, hingga penyakit autoimun
  • Populasi anak-anak terutama kurang dari 8 tahun
  • Wanita hamil atau menyusui
  • Orang dengan satu atau lebih komplikasi, misalnya infeksi kulit bakteri sekunder, gastroenteritis dengan mual/muntah yang parah, diare, dehidrasi, bronkopneumonia, dan penyakit penyerta.

Orang dengan infeksi menyimpang virus monkeypox yang mencakup implantasi yang tidak sengaja di mata, mulut, atau area anatomi lainnya, di mana infeksi virus monkeypox mungkin menjadi bahaya khusus, juga termasuk dipertimbangkan untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Cacar Monyet Kini Ditemukan di 23 Negara, Ini Panduan Pencegahan WHO

 

Pencegahan cacar monyet

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet atau monkeypox antara lain:

1. Menghindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

2. Menghindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

4. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi cacar monyet, misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien cacar monyet.

Selain itu, kini Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui vaksin virus hidup yang dilemahkan dengan nama vaksin Imvamune atau Imvanex.

Baca juga: Vaksinasi Cacar Monyet Massal Belum Dibutuhkan, Ini Kata WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com