Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacar Monyet Kini Ditemukan di 23 Negara, Ini Panduan Pencegahan WHO

Kompas.com - 30/05/2022, 18:30 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber WHO

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan terkait cara mencegah agar cacar monyet, tidak menyebar ke lebih banyak negara di dunia.

Pihaknya meminta negara-negara di dunia untuk mewaspadai gejala cacar monyet yang timbul pada pasien. Terutama, jika mereka mengalami ruam yang secara bertahap berubah menjadi koreng dan bisa menyebar ke area tubuh seperti wajah, tangan, dan area lainnya.

Selain itu, pasien yang dicurigai terkena cacar monyet mungkin mengeluhkan gejala seperti demam, pembesaran kelenjar getah bening, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot atau kelelahan. 

WHO menyampaikan bahwa tindakan cepat untuk menangani hal ini harus fokus pada hal-hal berikut:

  • Memberikan informasi yang akurat kepada mereka yang mungkin paling berisiko terkena cacar monyet
  • Menghentikan penyebaran lebih lanjut di antara kelompok berisiko
  • Melindungi petugas pelayanan kesehatan

Baca juga: Lebih dari 20 Negara Laporkan Kasus Cacar Monyet, Ini Kata WHO

"Meningkatkan kesadaran di antara masyarakat yang berpotensi terkena dampak, serta penyedia layanan kesehatan dan pekerja laboratorium, sangat penting untuk mengidentifikasi dan mencegah kasus lebih lanjut," kata WHO dalam keterangan resminya, Minggu (29/5/2022).

Guna mencegah penyebaran cacar monyet, WHO menyarankan semua individu yang dicurigai terpapar harus menjalani pemeriksaan. Apabila pasien terkonfirmasi cacar monyet, perlu diisolasi sampai lesinya mengeras, keropengnya terlepas dan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.

"Isolasi dapat dilakukan di fasilitas perawatan kesehatan atau di rumah, asalkan individu yang terinfeksi dapat diisolasi dan dirawat dengan tepat. Semua upaya harus dilakukan untuk menghindari stigmatisasi yang tidak perlu terhadap individu dan komunitas yang berpotensi terkena cacar monyet," lanjut WHO.

Kemudian, penguatan laboratorium di negara-negara endemik harus diprioritaskan untuk memeriksa semua spesimen dari suspek cacar monyet. Saat ini, investigasi wabah pun sedang berlangsung di negara-negara yang telah mengidentifikasi kasus.

Baca juga: Vaksinasi Cacar Monyet Massal Belum Dibutuhkan, Ini Kata WHO

Beberapa upaya yang dilakukan antara lain penemuan kasus ekstensif, pelacakan kontak, penyelidikan laboratorium, manajemen klinis serta isolasi.

"Ini adalah pendekatan yang direkomendasikan WHO untuk menahan penyebaran lebih lanjut," imbuhnya.

Untuk mencegah cacar monyet, masyarakat diimbau agar memastikan memasak daging dengan matang, karena ada kemungkinan penularan dari produk makanan yang sudah terpapar.

Penduduk maupun wisatawan di negara endemik cacar monyet disarankan untuk menghindari kontak dengan mamalia yang sakit seperti hewan pengerat, marsupial, primata non-manusia (mati atau hidup).

Cacar monyet teridentifikasi di 23 negara non endemilk

Monkeypox adalah virus zoonosis (virus yang ditularkan ke manusia dari hewan), dengan gejala yang sangat mirip pada pasien cacar, meskipun secara klinis tidak terlalu parah.

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae.

Sejak 13 Mei 2022, penyakit cacar monyet sudah teridentifikasi di 23 negara non endemik seperti:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com