KOMPAS.com - Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas di atmosfer Bumi memerangkap panas matahari.
Mekanisme efek rumah kaca yang normal sebenarnya sangat diperlukan bagi kehidupan di Bumi karena proses ini membuat Bumi jauh lebih hangat daripada tanpa atmosfer.
Efek rumah kaca merupakan salah satu hal yang membuat Bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
Dilansir dari Climate Kids NASA, sesuai dengan namanya, efek rumah kaca bekerja selayaknya rumah kaca.
Rumah kaca adalah bangunan dengan dinding kaca dan atap kaca.
Baca juga: Kenapa Matahari Tenggelam? Ini Penjelasannya Menurut Sains
Rumah kaca digunakan untuk menanam tanaman, seperti tomat dan bunga-bunga tropis.
Di dalam rumah kaca akan tetap hangat, bahkan selama musim dingin.
Di siang hari, sinar Matahari menyinari rumah kaca dan menghangatkan tanaman serta udara di dalamnya.
Pada malam hari, di luar lebih dingin, tetapi di dalam rumah kaca tetap hangat. Itu karena dinding kaca rumah kaca memerangkap panas matahari.
Efek rumah kaca bekerja dengan cara yang hampir sama di Bumi. Gas di atmosfer, seperti karbon dioksida, memerangkap panas mirip dengan atap rumah kaca.
Baca juga: Bulan Ini Ada Peristiwa Matahari di Atas Kabah untuk Verifikasi Arah Kiblat, Catat Tanggalnya!
Gas-gas yang memerangkap panas ini disebut gas rumah kaca.
Pada siang hari, Matahari bersinar menembus atmosfer. Permukaan bumi menghangat di bawah sinar matahari.
Pada malam hari, permukaan Bumi mendingin, melepaskan panas kembali ke udara.
Tetapi, sebagian panas terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfer.
Itulah yang membuat Bumi memiliki suhu rata-rata yang hangat dan nyaman, yakni sekitar 14 derajat Celcius.