KOMPAS.com - Ahli paleontologi kini mengetahui bahwa sebagian besar dinosaurus yang pernah hidup jutaan tahun lalu berdarah panas.
Dengan demikian, temuan itu menjawab pertanyaan mengenai apakah dinosaurus berdarah panas atau dingin, yang menjadi misteri bagi para ahli.
Seperti dilansir dari Independent, Kamis (27/5/2022); peneliti menganalisis dua kelompok besar dinosaurus yakni saurischia (pinggul kadal) dan ornithischia (pinggul burung).
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature pada 25 Mei 2022, para peneliti menemukan bahwa dinosaurus ornithischia termasuk Velociraptor, T-Rex, dan herbivora raksasa berleher panjang seperti Brachiosaurus adalah hewan berdarah panas.
Baca juga: Bagaimana Kepunahan Dinosaurus Mengubah Evolusi Tanaman, Studi Jelaskan
Sementara dinosaurus saurischia seperti Triceratops dan Stegosaurus, kehilangan kemampuan darah panasnya dan menjadi hewan berdarah dingin.
Penulis utama studi sekaligus peneliti postdoctoral di California Institute of Technology, Jasmina Wiemann mengatakan bahwa dia dan timnya menggunakan metode penelitian baru.
Mereka tidak menganalisis mineral yang ada dalam tulang, atau seberapa cepat dinosaurus tumbuh seperti yang dilakukan penelitian sebelumnya.
Para peneliti mempelajari salah satu ciri dasar metabolisme, yakni bagaimana dinosaurus menggunakan oksigen.
Caranya dengan menganalisis tulang kaki dari 55 kelompok hewan yang berbeda termasuk milik dinosaurus. Kemudian, mereka menemukan bahwa tingkat metabolisme dalam tubuh dinosaurus umumnya tinggi.
"Pertanyaan apakah dinosaurus berdarah panas atau dingin adalah salah satu pertanyaan tertua dalam paleontologi, dan sekarang kami pikir kami memiliki konsensus, bahwa sebagian besar dinosaurus berdarah panas," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.