Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagimana Budaya Memandang Sebuah Pernikahan? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 25/05/2022, 18:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Dengan begitu, pernikahan sebenarnya bisa memberikan legitimasi kepada keturunan dari relasi antara laki-laki dan perempuan yang terjalin melalui jalur yang diakui itu.

Kemudian, anak-anak dari pasangan yang resmi melakukan pernikahan tersebut bisa diakui masyarakat, dan sah secara hukum yang berkaitan dengan hak serta kewajibannya sebagai penduduk di negara yang bersangkutan.

Lebih lanjut, Irwan menjelaskan, dari sisi budaya juga pernikahan itu dipandang sebagai mekanisme untuk membentuk ikatan-ikatan kekerabatan menjadi lebih luas.

Hal ini terjadi karena dengan pernikahan, yang menikah sebenarnya bukan hanya dua individu sana. 

Namun, dengan pernikahan terjadi ikatan kekerabatan yang terjadi karena di dalamnya membuat bagaimana relasi antar dua keluarga inti atau dua keluarga besar pasangan tersebut menjadi lebih luas dan sekaligus saling berhubungan.

"Nah, jadi ya dalam konteks ketika melihat pernikahan itu secara budaya, dia memberikan tadi itu, pengesahan (relasi, hubungan seksual dan legalitas anak-keturunan)," ujarnya.

Baca juga: Pernikahan Lesti Kejora dan Rizky Billar, Mengapa Acara Pribadi Selebriti Masih Marak Disiarkan Langsung?

Selain itu, secara budaya dalam konteks pernikahan ini merupakan relasi antara laki-laki dan perempuan yang memang sudah serta harus memiliki komitmen, berjanji atay memang berniat untuk kemudian membentuk apa yang disebut dengan keluarga.

"Karena kan implikasi dari pernikahan adalah membentuk keluarga," tambahnya.

Keluarga ini seharusnya bukanlah hanya di atas kertas legalitas saja. 

Melainkan, komitmen yang dibangun sebelum melaksanakan ikatan pernikahan seharusnya dapat menjamin diri setiap individu pasangan itu untuk berusaha memberikan hal-hal yang baik dalam pernikahan tersebut.

Hal-hal baik itu dapat dilakukan dengan menyelaraskan posisi, komunikasi, serta tindakan sebagai keluarga yang utuh, penuh kasih sayang, saling melindungi, saling menjaga, dan saling ketergantungan dalam keharmonisan.

Untuk itu, kata Irwan, jika masyarakat mengingat kembali esensi dari sebuah acara pernikahan, seharusnya tidak ada polemik berkepanjangan atau persoalan-persoalan mengenai pernikahan seperti yang banyak terjadi saat ini.

Baca juga: Pernikahan Sedarah, dari Tabu hingga Catatan Sejarah Anak yang Jadi Korban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com