Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2022, 17:00 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah kamu bahwa laut menutupi 70 persen permukaan Bumi dan menampung sekitar 97 persen air yang ada di Bumi? Walaupun persediaan air laut sangat banyak, sayangnya air ini tidak bisa diminum karena terlalu asin.

Kenapa air laut asin?

Air laut asin karena mendapatkan sebagian besar garamnya dari daratan. Hal ini berkaitan dengan proses siklus air, tepatnya pada proses presipitasi atau jatuhnya air hujan. Air hujan yang jatuh ke daratan akan mengakumulasi karbon dioksida dari atmosfer yang menyebabkan air tersebut sedikit asam.

Air tersebut kemudian mengalir di permukaan dan juga di dalam tanah. Aliran tersebut menyebabkan erosi batuan dan melarutkan garam dan mineral. Garam dan mineral tersebut akan terbawa menuju ke lautan.

Selama air belum mencapai laut, air masih bisa diminum walaupun mengandung mineral dan garam. Namun, ketika air sampai di laut, maka air ini sudah tidak bisa diminum.

Air laut mengalami proses biologis yang menyebabkan kalsium dan mineral lainnya larut. Mineral tersebut digunakan oleh berbagai organisme di lautan dan hanya menyisakan garam. Garam inilah yang terakumulasi dan membuat air laut asin.

Dilansir dari United States Geological Survey (USGS), konsentrasi garam atau salinitas air laut adalah 3,5 persen atau 35 bagian dari 1.000 bagian air laut. Angka ini terlihat tidak signifikan untuk dilihat. Padahal dalam 4 kilometer kubik air laut terdapat lebih dari 120 juta ton garam.

Baca juga: Penjelasan Siklus Air per Tahapannya, Ini yang Terjadi

Sumber garam laut lainnya

Terdapat dua sumber garam lainnya yang juga menyumbangkan deposit garam walau jumlahnya tidak sesignifikan garam dari darat. Sumber tersebut adalah proses hidrotermal air laut dan aktivitas vulkanis.

Hidrotermal air laut adalah cairan yang datang dari celah dasar laut. Air laut yang asin akan memasuki celah tersebut dan mengalami pemanasan oleh magma. Proses pemanasan ini menyebabkan proses kimiawi.

Air laut yang dipanasi tersebut cenderung akan kehilangan oksigen, magnesium, dan sulfat, serta menangkap mineral dan logam besi, zinc, dan tembaga dari batuan sekitarnya. Hal ini membuat air laut yang kembali dari celah tersebut mengandung lebih banyak mineral dan garam.

Aktivitas vulkanis juga menyebabkan terlepasnya molekul garam ke dalam air laut. Aktivitas vulkanis yang dimaksud adalah erupsi gunung berapi bawah laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com