Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Siklus Air per Tahapannya, Ini yang Terjadi

Kompas.com - 07/05/2022, 16:32 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Air yang ada di permukaan Bumi terkadang terlihat berkurang ketika terjadi kekeringan. Pada waktu yang lain, air terlihat bertambah banyak ketika turun hujan. Padahal, air di permukaan Bumi ada dalam jumlah yang tetap, namun terlibat di dalam siklus air. Siklus air menyebabkan air muncul di darat, laut, dan udara.

Siklus air

Dilansir dari Britannica, siklus air adalah sebuah proses yang berkelanjutan dari air yang ada di Bumi. Siklus ini menjaga jumlah air di Bumi dalam jumlah yang tetap. Namun semuanya muncul dalam bentuk dan tempat yang berbeda-beda.

Diperkirakan sebanyak 496.000 kilometer kubik air setiap tahunnya menguap ke udara dari tanah, sungai, danau, dan lautan. Dalam 10 hari ke depan setelah proses penguapan, air akan kembali turun sebagai hujan atau salju.

Proses siklus air

Proses siklus air terbagi menjadi tiga tahap utama: evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing tahapan.

Evaporasi

Evaporasi adalah proses penguapan air dari bentuk air menjadi titik-titik air dan gas. Air yang menguap berasal dari berbagai sumber air di Bumi, seperti danau, sungai, dan lautan. Bahkan, proses evaporasi juga terjadi dari es menjadi titik-titik air. Proses ini disebut dengan menyublim.

Hal yang membuat proses penguapan ini terjadi adalah panas Matahari. Faktor lainnya yang memengaruhi terjadinya evaporasi adalah suhu, kelembapan, kecepatan angin, dan radiasi Matahari.

Semua titik-titik air bisa terbang tinggi dan semua berkumpul di lapisan troposfer. Lapisan troposfer adalah lapisan atmosfer yang paling dekat dengan Bumi dan terbentang hingga ketinggian 13 kilometer di atas permukaan Bumi.

Baca juga: Proses Terjadinya Hujan dan Penjelasannya Menurut Sains

Kondensasi

Kondensasi adalah proses perubahan gas dan titik-titik air menjadi cair. Kondensasi bisa terjadi di atmosfer yang tinggi ataupun dekat dengan tanah.

Jika kondensasi terjadi di langit yang tinggi, maka titik-titik air tersebut akan membentuk awan bersama dengan berbagai partikel kecil yang ada di langit. Partikel tersebut contohnya garam laut, debu, atau polutan. Jika kondensasi terjadi di udara yang rendah, maka yang terbentuk adalah kabut.

Faktor-faktor yang memengaruhi kondensasi antara lain Matahari dan tekanan udara. Semakin dingin udara, maka proses kondensasi akan semakin mudah terjadi.

Presipitasi

Presipitasi adalah jatuhnya air kembali ke Bumi atau biasa kita kenal dengan terjadinya hujan. Air yang jatuh ke Bumi dalam proses presipitasi bisa jatuh dalam bentuk hujan, salju, atau hujan es.

Presipitasi merupakan proses utama kembalinya air menuju ke sumber-sumber air, seperti sungai, danau dan lautan. Setelah sampai, maka air akan kembali ke tahap pertama, yaitu penguapan atau evaporasi.

Begitulah penjelasan siklus air yang terjadi terus menerus di Bumi kita. Apa kamu tertarik untuk memperhatikan proses siklus air yang terjadi di rumahmu? Tahap mana yang bisa kamu amati?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com