Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hiu Paus Makin Terancam Diduga akibat Aktivitas Pelayaran, Studi Jelaskan

Kompas.com - 10/05/2022, 16:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hiu paus merupakan salah satu hewan yang terancam punah. Studi terbaru mengungkapkan, aktivitas pelayaran mungkin menjadi penyebab di balik menurunnya populasi hiu paus.

Berdasarkan catatan yang ada, beberapa kapal laut berukuran besar kerap menabrak hiu paus sehingga membuat keberadaannya semakin terancam.

Seperti dilansir dari Independent, Selasa (10/5/2022) jumlah hiu paus telah menurun dalam beberapa tahun terakhir di banyak lokasi perairan di dunia. Akan tetapi, penyebab penurunannya sendiri masih belum diketahui secara pasti.

Di sisi lain, para ahli mengatakan bahwa hewan terancam punah ini menghabiskan lebih banyak waktu di permukaan air dan berkumpul di daerah pesisir.

Sehingga, tertabrak kapal berukuran besar dapat menyebabkan kematian hiu. Meski begitu, belum ada cara untuk memantau ancaman dari aktivitas pelayaran tersebut.

Baca juga: Hiu Paus Betina Ambil Alih Status Hewan Terbesar di Laut

“Industri pelayaran laut yang membantu kita memperoleh berbagai produk sehari-hari dari seluruh dunia, dapat menyebabkan penurunan hiu paus, yang merupakan spesies sangat penting di lautan,” ujar peneliti dari University of Southampton PhD sekaligus pemimpin studi, Freya Womersley.

Aktivitas pelayaran diduga menjadi penyebab kemungkinan hiu paus terancam punah. Dalam studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), para ahli biologi kelautan dari Marine Biological Association (MBA) serta University of Southampton, mencoba untuk memantau keberadaan hiu paus.

Tim peneliti melacak pergerakan hiu paus, serta kapal di seluruh dunia untuk mengidentifikasi area risiko dan kemungkinan tabrakan.

Data tersebut direkam satelit pada hampir 350 hiu paus, dalam program Global Shark Movement Project yang dipimpin peneliti MBA.

Kemudian, tim memetakan wilayah hiu paus di antara armada kargo, tanker, dan kapal penumpang.

Baca juga: Studi Ungkap Hiu Paus Mampu Hidup Lebih dari 50 Tahun

Ilustrasi hiu paus betinaSHUTTERSTOCK Ilustrasi hiu paus betina

Selain itu, para peneliti juga melakukan hal yang sama pada kapal penangkap ikan global, yakni jenis kapal besar yang mampu menabrak dan membunuh hiu paus.

Hasilnya ditemukan bahwa lebih dari 90 persen hiu paus bergerak di bawah aktivitas pelayaran.

Para peneliti dari 50 lembaga penelitian dan universitas internasional itu pun menyimpulkan, berkurangnya populasi hiu paus kemungkinan disebabkan karena hal tersebut.

“Beberapa alat yang merekam kedalaman serta lokasi menunjukkan hiu paus bergerak ke jalur pelayaran, kemudian tenggelam perlahan ke dasar laut ratusan meter di bawahnya, yang berasal dari serangan kapal yang mematikan," papar peneliti di MBA dan University of Southampton, Profesor David Sims.

Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Peneliti Abadikan Momen Hiu Paus Kawin

Hiu paus adalah hewan yang dapat memiliki ukuran panjang hingga 20 meter. Hewan itu cenderung bergerak lambat, dan memakan hewan mikroskopis yang disebut zooplankton.

Mereka juga membantu mengatur jumlah plankton laut dan memainkan peran penting dalam jaring makanan laut, ataupun ekosistem laut yang sehat.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada peraturan internasional untuk melindungi hiu paus agar tidak ditabrak kapal laut.

Lebih lanjut, peneliti berkata spesies ini menghadapi ancaman di masa depan, apabila tidak segera diambil tindakan terkait dengan peraturan tersebut.

“Sangat menyedihkan mengetahui bahwa banyak kematian hewan luar biasa ini telah terjadi secara global tanpa disadari karena kapal. (Sangat penting) untuk mengambil tindakan pencegahan,” pungkas Sims.

Baca juga: Hiu Paus Betina Ambil Alih Status Hewan Terbesar di Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com