Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Hepatitis Akut Misterius Anak, IDI dan IDAI Imbau Masyakatkan Terapkan Prokes

Kompas.com - 04/05/2022, 11:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengimbau seluruh tenaga kesehatan (nakes) serta masyarakat agar tetap melakukan protokol kesehatan (prokes), untuk waspada terhadap munculnya hepatitis akut misterius pada anak.

Pihaknya juga secara khusus meminta para orang tua, dan anak untuk disiplin prokes terkait dengan penyakit hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya.

Imbauan itu merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) dari Organsasi Kesehatan Dunia (WHO), dan edaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, menyusul temuan kasus hepatitis akut misterius pada anak.

Adapun SE Kemenkes tertuang dalam surat nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.

Hepatitis akut adalah penyakit yang belum diketahui penyebabnya, dan secara resmi telah dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO.

Jumlah laporan kasusnya pun terus bertambah, di mana tercatat lebih dari 170 kasus yang sudah dilaporkan lebih dari 12 negara di dunia.

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius pada Anak, CDC Sebut Virus Kemungkinan di Balik Misteri Penyakit Ini

Terkait temuan kasus hepatitis akut misterius pada anak ini, Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT, meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas, Posyandu, klinik praktek mandiri, serta dokter praktek perorangan untuk waspada pada setiap gejala hepatitis, baik pada anak maupun orang dewasa.

Hal itu disampaikan Adib dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (4/5/2022).

Waspada hepatitis akut misterius pada anak, sejumlah gejala hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya itu, di antaranya:

  • Perubahan warna urine (gelap) dan/ atau feses (pucat)
  • Kuning
  • Gatal
  • Nyeri sendi atau pegal-pegal
  • Demam tinggi
  • Mual, muntah, atau nyeri perut
  • Lesu, dan atau hilang nafsu makan
  • Diare
  • Kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate Transaminase (AST)/ SGOT atau Alanine transaminase (ALT)/ SGPT lebih dari 500 U/L

Sementara ini, berdasarkan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Akan tetapi, pada beberapa kasus ditemukan SARS-Cov-2 dan/atau adenovirus.

Oleh sebab itu, pemeriksaan patogen (biologis maupun kimiawi) dinilai perlu dilakukan lebih lanjut untuk mengetahui diagnosis infeksi virus hepatitis, termasuk kasus hepatitis akut misterius pada anak di Indonesia, yang menyebabkan tiga anak meninggal dunia belum lama ini.

Baca juga: 3 Anak Diduga Meninggal akibat Hepatitis Akut Misterius, Apa Gejalanya?

Ilustrasi hepatitis.SHUTTERSTOCK/EMILY FROST Ilustrasi hepatitis.

Diagnosis hepatitis akut misterius pada anak

Dikutip dari laman resmi WHO, Jumat (15/4/2022) terdapat tiga diagnosis hepatitis akut misterius yang ditemukan pada anak, antara lain:

1. Confirmed 

  • Seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A, B, C, D, E), dengan Aspartate Transaminase (AST) atau Alanine ransaminase (ALT) lebih dari 500 U/L
  • Usia 10 tahun ke bawah
  • Sejak 1 Januari 2022

2. Possible 

  • Seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A, B, C, D, E), dengan AST atau ALT lebih dari 500 U/L
  • Berusia antara 11 hingga 16 tahun
  • Sejak 1 Januari 2022

3. Epi-linked

  • Seseorang dengan hepatitis akut (virus non-hepatitis A, B, C, D, E)
  • Semua usia, dan memiliki kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi hepatitis akut
  • Sejak 1 Januari 2022

Baca juga: Belasan Kasus Hepatitis Anak di Inggris Teridentifikasi, Apa Penyebabnya?

Pencegahan hepatitis akut misterius pada anak

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), juga meminta agar seluruh dokter anak dan residen dokter anak mengawasi apabila ditemukan gejala hepatitis akut pada pasien.

IDAI menyampaikan agar masyarakat tetap tenang, dan berhati-hati terkait infeksi hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya dengan upaya pencegahan seperti:

  • Mencuci tangan
  • Meminum air bersih yang matang
  • Makan makanan yang bersih dan matang penuh
  • Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya
  • Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
  • Memakai masker dan menjaga jarak
  • Mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala hepatitis dengan memeriksakan mereka ke fasilitas layanan kesehatan terdekat

Sejauh ini, respons klinis dan kesehatan masyarakat telah diterapkan di Inggris Raya dan sejumlah negara di mana kasus ini muncul.

Upaya itu dilakukan guna mengoordinasikan penemuan kasus, dengan penyelidikan penyebab penyakit kasus hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini.

Kemenkes dan Dinas Kesehatan (Dinkes) RI pun tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk memasukkan riwayat pajanan yang lebih rinci maupun tes virologi atau mikrobiologi tambahan.

Baca juga: Gejala Hepatitis Akut, Penyebab, dan Risiko Jika Tidak Diobati

ilustrasi hepatitis, virus hepatitisShutterstock/Kateryna Kon ilustrasi hepatitis, virus hepatitis

IDI dan IDAI menyebut memberikan dukungan penuh terkait upaya pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus yang dicurigai sebagai hepatitis akut misterius pada anak.

Kedua organisasi itu juga meminta bantuan serta dukungan dari tenaga medis, dan tenaga kesehatan untuk aktif mengedukasi masyarakat agar segera mengunjungi fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat jika ada anak, atau anggota keluarga yang mengalami gejala.

Kemudian, berkoordinasi dengan dokter spesialis anak terkait untuk menindaklanjuti, mengawasi dengan ketat penyakit ini, serta melaporkan kepada dinkes setempat.

Kronologi temuan kasus hepatitis akut menurut WHO dan Kemenkes

Berikut kronologi temuan kasus hepatitis akut misterius menurut WHO dan Kemenkes.

Pada 5 April 2022 Inggris Raya menemukan 10 kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya pada anak-anak. Seluruh kasus dirawat Rumah Sakit. Tidak ditemukan virus Hepatitis A, B, C, D, E dalam pemeriksaan laboratorium.

Baca juga: WHO Konfirmasi Kematian Anak akibat Infeksi Hepatitis Akut yang Menyebar di Belasan Negara

Pada 8 April 2022, penyelidikan dilakukan lebih lanjut dan hasilnya ditemukan sebanyak 74 kasus di Inggris Raya. Sebanyak enam anak telah menjalani transplantasi hati.

Pada 11 April 2022 hingga 11 April 2022, tidak ada laporan kematian. Sementara itu, pada 21 April 2022, terdapat kasus terbaru terkait hepatitis akut misterius yang terjadi pada anak menurut WHO per 21 April 2022:

  • Inggris Raya dan Irlandia Utara (sebanyak 114 kasus)
  • Spanyol sebanyak 13 kasus
  • Israel sebanyak 12 kasus
  • Amerika Serikat sebanyak 9 kasus
  • Denmark sebanyak 6 kasus
  • Irlandia kurang dari 5 kasus
  • Belanda sebanyak 4 kasus
  • Italia sebanyak 4 kasus
  • Norwegia sebanyak 2 kasus
  • Perancis sebanyak 2 kasus
  • Romania sebanyak 1 kasus
  • Belgia sebanyak 1 kasus

Sementara itu, kasus hepatitis akut misterius pada anak ditemukan pada April 2022 di Jepang dan Kanada, serta pada Mei 2022, Singapura menemukan 2 kasus, dan Indonesia menemukan 3 kasus hepatitis akut anak.

Baca juga: Hepatitis Picu 1 Juta Kematian Tiap Tahun, Ini yang Terjadi di Hati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com