Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2022, 08:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Space

KOMPAS.com - Kehidupan di Bumi tidak akan pernah ada tanpa adanya Matahari. Sebagai bintang utama di Tata Surya, seberapa panas Matahari?

Untuk diketahui, Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi, dan tersusun dari gas dan yang bertekanan tinggi. Sementara, 92 persen gas yang membentuknya adalah hidrogen.

Sinar Matahari yang memancar pun biasanya kita gunakan untuk berbagai hal, seperti menjemur pakaian, sumber energi terbarukan, sumber cahaya, hingga untuk kesehatan.

Anda mungkin pernah bertanya-tanya seberapa panas Matahari, yang kerap dimanfaatkan guna membantu pekerjaan manusia ini.

Oleh karena itu, rahasia alam semesta kali ini membahas mengenai suhu yang dimiliki Matahari berdasarkan penjelasan sains.

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (29/4/2022) diameter Matahari sebesar 1,4 juta km, yang artinya 109 kali diameter Bumi. Massa yang dimiliki Matahari juga tak main-main, yakni seberat 300.000 kali berat planet kita.

Baca juga: Mengapa Sinar Matahari Terasa Panas di Siang Hari? Ini Penjelasannya

Kendati Matahari dianggap panas, namun Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut, suhu Matahari sebenarnya bervariasi. Adapun suhu inti Matahari berkisar 15 juta derajat Celsius, dan permukaannya memiliki suhu sekitar 5.500 derajat Celsius.

Dilansir dari Space, Jumat (21/1/2022) setiap 1,5 juta detik, Matahari melepaskan lebih banyak energi dibandingkan energi yang digunakan manusia selama satu tahun.

Lantas, kenapa Matahari panas?

Menurut NASA Space Place, hidrogen di inti Matahari bergabung menjadi satu karena adanya gravitasi.

Lantaran tekanannya sangat tinggi, maka saat atom hidrogen bertabrakan dengan energi besar akan menciptakan elemen helium baru dalam proses yang disebut fusi nuklir.

Fusi nuklir inilah yang mengakibatkan peningkatan energi pada inti Matahari, sehingga suhu di sekitarnya bisa menyentuh angka 15 juta derajat Celcius, yang artinya suhu Matahari sangatlah panas.

Baca juga: Catat Rekor Baru, Matahari Buatan China Diklaim 5 Kali Lebih Panas dari Aslinya

Ilustrasi radiasi matahari menjadi penyebab terbentuknya nanopartikel besi di Bulan. Studi baru ungkap bukti radiasi matahari memecah partikel besi di satelit Bumi.SHUTTERSTOCK/Lia Koltyrina Ilustrasi radiasi matahari menjadi penyebab terbentuknya nanopartikel besi di Bulan. Studi baru ungkap bukti radiasi matahari memecah partikel besi di satelit Bumi.

Sementara di luar inti Matahari, terdapat zona radiasi yang suhunya berkisar antara 7 juta derajat Celcius untuk yang terdekat dengan inti hingga 2 juta derajat Celcius di luar zona radiasi.

Tak hanya itu saja, suhu di setiap lapisan atmosfer Matahari juga sangat bervariasi. Berikut suhu yang ada di setiap lapisan Matahari.

1. Fotosfer

Di lapisan fotosfer atau bagian permukaan matahari, suhunya sekitar 5.500 derajat Celcius. Di lapisan itulah, radiasi Matahari terdeteksi sebagai cahaya tampak yang mampu memberikan penerangan pada Bumi.

Bintik matahari di fotosfer tampak gelap karena lebih dingin dari bagian lain di permukaan Matahari.

Berdasarkan laporan University Corporation of Atmospheric Research (UCAR), suhu di sekitarnya antara 3.000 hingga 4.500 derajat Celcius. Adapun lapisan ini memiliki ketebalan sekitar 500 km.

Baca juga: Mengapa Matahari yang Menjadi Pusat Tata Surya?

2. Kromosfer

Selanjutnya adalah lapisan kromosfer yang terletak di atas fotosfer, dengan suhu berkisar 6.000 derajat Celcius sampai 4.000 derajat Celcius. Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer dan bertindak sebagai atmosfer Matahari.

Kromosfer akan terlihat berbentuk gelang merah yang mengelilingi Bulan, pada waktu terjadi Gerhana Matahari Total.

3. Korona

Di atas lapisan kromosfer, ada korona yang merupakan lapisan terluar dari atmosfer Matahari. Suhu di korona Matahari bisa mencapai 1 hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu ini pun dikatakan 500 kali lebih panas daripada lapisan fotosfer.

Warnanya keabu-abuan yang dihasilkan dari adanya ionisasi pada atom-atom akibat suhu sangat tinggi. Korona akan tampak ketika terjadi Gerhana Matahari Total, karena pada saat itu hampir seluruh cahayanya tertutup oleh Bulan.

Baca juga: Bintang Paling Panas Memiliki Suhu Permukaan 35 Kali Lebih Tinggi dari Matahari, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com