Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesehatan Tidur Terganggu Sebabkan Anak Obesitas, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 28/03/2022, 19:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas pada anak adalah penyakit yang ditandai dengan penimbunan lemak berlebihan, dan bisa disebabkan karena berbagai hal seperti pola makan serta gaya hidup tidak sehat. Ternyata obesitas juga bisa disebabkan karena terganggunya kesehatan tidur pada anak.

Staf Divisi Gizi Metabolik Departemen Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - RSCM dr Klara Yuliarti, SpA(K), memaparkan bahwa kurang tidur pada anak dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas.

"Mungkin yang orang awam tahu kalau anak obesitas (ditandai dengan) ngorok, sehingga mengakibatkan gangguan tidur, walaupun mungkin tidak seperti dewasa. Gangguan tidur atau pola tidur yang tidak baik merupakan salah satu faktor risiko obesitas," jelas Klara dalam webinar, Jumat (25/3/2022).

Pada kesempatan ini, Klara menyoroti soal faktor lingkungan yang turut menjadi penyebab obesitas pada anak.

Sebuah studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara kurang tidur, dengan kelebihan berat badan atau obesitas pada anak. Hal itu salah satunya diakibatkan dari hormon yang memengaruhi rasa lapar yakni leptin, ghrelin, dan orexin.

Baca juga: Sopir Vanessa Angel Ngantuk Diduga Alami Microsleep, Ini Kata Pakar Kesehatan Tidur

 

Untuk diketahui, hormon leptin akan memberi sinyal ke otak untuk menginformasikan bahwa perut sudah merasa kenyang. Kesehatan tidur yang terganggu pada anak dapat menyebabkan berkurangnya produksi hormon tersebut yang akan berdampak pada obesitas.

Namun, kadar hormon leptin yang lebih rendah menyebabkan seseorang selalu merasa lapar. Apabila ini terjadi pada anak, mereka dapat makan secara berlebihan terus-menerus.

"Ini adalah salah satu mekanisme mengapa kurang tidur bisa menjadi obesitas, karena ternyata kurang tidur bikin kadar leptin rendah jadi (anak) makan terus," terangnya.

Di samping itu, penelitian menemukan bahwa anak yang tidurnya kurang dari 8 jam per hari, mengalami peningkatan indeks massa tubuh (IMT) hingga 19 persen.

Bahkan, salah satu studi telah mengaitkan antara durasi tiudr dengan angka kejadian atau prevalsensi kelebihan berat badan pada anak usia 3 tahun.

"Bayi semakin kurang tidur, prevalence (prevalensi) overweight-nya (kelebihan berat badan) semakin tinggi. Tidur yang kurang dari 11 jam prevalensi (obesitas) hampir 15 persen dibandingkan anak yang tidurnya lebih dari sama dengan 11 jam," tutur dr Klara.

Baca juga: Benarkah Tidur Siang Membuat Anak Lebih Pintar?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com