Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroplastik Ditemukan Beredar di Darah Manusia, Studi Jelaskan

Kompas.com - 26/03/2022, 12:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Para ilmuwan untuk pertama kalinya mendeteksi keberadaan mikroplastik dalam darah manusia. Partikel kecil itu ditemukan di hampir 80 persen orang yang diuji.

Studi mikroplastik di darah manusia pun menunjukkan bahwa tak ada satu tempat di Bumi yang lolos dari plastik, mulai dari gunung tertinggi dan kini darah manusia.

Mengutip Guardian, Jumat (25/3/2022) Dalam studi ini ilmuwan menganalisis sampel darah dari 22 donor anonim dewasa yang sehat dan mencari jejak partikel sekecil 0,0007mm.

Untuk mengambil sampel darah peneliti menggunakan menggunakan jarum suntik baja dan tabung kaca untuk menghindari kontaminasi dan menguji tingkat latar belakang mikroplastik menggunakan sampel kosong.

Hasilnya, peneliti menemukan 17 partikel plastik pada sampel darah.

Setengah dari sampel mengandung plastik PET yang biasa digunakan dalam botol minuman, sementara sepertiga mengandung polistirena yang dipakai untuk mengemas makanan dan produk lainnya.

Baca juga: Pencemaran Lingkungan, Bahaya Mikroplastik Mulai Cemari Tubuh Manusia

 

Selain itu, seperempat sampel darah manusia yang diteliti mengandung polietilen, jenis mikroplastik yang berasal dari kantong plastik.

"Studi kami adalah indikasi pertama bahwa ada partikel polimer dalam darah kita. Tetapi kita harus memperluas penelitian dan meningkatkan ukuran sampel, jumlah poliner yang dinilai, dan lain-lain," ungkap Dick Vethaak, ahli ekotoksikologi dari Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda.

Meski begitu, Vethaak juga mengakui bahwa jumlah dan jenis plastik sangat bervariasi antara sampel darah Beberapa sampel darah mengandung dua atau tiga jenis plastik.

"Tapi ini adalah studi perintis," katanya.

Ia menyebut perbedaan mungkin mencerminkan adanya paparan plastik jangka pendek sebelum sampel darah diambil, seperti minum dari cangkir kopi berlapis plastik atau memakai masker dengan kandungan plastik.

Kendati demikian, dampak mikroplastik dalam darah manusia terhadap kesehatan, masih belum diketahui. Akan tetapi, hal tersebut tentu saja membuat para peneliti khawatir.

Baca juga: Mikroplastik Ditemukan dalam Plasenta Ibu Hamil, Kok Bisa?

Ilustrasi mikroplastik ditemukan dalam plasenta wanita hamil. Ilmuwan menyebut wanita hamil sedang mengandung bayi cyborg, karena adanya campuran entitas biologis dan entitas anorganik.SHUTTERSTOCK/zffoto Ilustrasi mikroplastik ditemukan dalam plasenta wanita hamil. Ilmuwan menyebut wanita hamil sedang mengandung bayi cyborg, karena adanya campuran entitas biologis dan entitas anorganik.

Penelitian di laboratorium menunjukkan mikroplastik menyebabkan kerusakan sel manusia.

Dalam studi sebelumnya juga mengungkapkan bahwa mikroplastik bahkan telah ditemukan di kotoran bayi dan orang dewasa.

Kandungan mikroplastik yang terdeteksi 10 kali lebih tinggi di kotoran bayi dibandingkan dengan orang dewasa.

Bayi-bayi ini diketahui menggunakan botol plastik sehingga menelan jutaan partikel mikroplastik setiap hari.

"Secara umum bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap paparan bahan kimia dan partikel. Ini sangat membuat khawatir," papar Vethaak.

Baca juga: Mikroplastik di Mana-mana, Termasuk di Feses Bayi

Kekhawatiran makin bertambah karena seperti yang kita tahu, sejumlah besar sampah plastik dibuang ke lingkungan dan mikroplastik sekarang mencemari seluruh planet.

Orang-orang pun diketahui tanpa sadar mengkonsumsi partikel kecil itu melalui makanan, air, serta menghirupnya.

"Pertanyaan besarnya adalah apa yang terjadi dalam tubuh kita, apakah partikel bertahan di dalam tubuh atau terakumulasi di organ tertentu?" tanyanya.

Diperlukan lebih banyak penelitian dengan kelompok yang lebih besar dan beragam untuk memetakan bagaimana dan di mana mikroplastik menyebar dan terakumulasi pada manusia serta bagaimana tubuh kita akhirnya membuangnya.

Studi tentang mikroplastikan ditemukan di darah manusia ini telah dipublikasikan dalam jurnal Environment International.

Baca juga: Ikan Nila Mengandung Mikroplastik, Ikan di Pulau Jawa Tak Layak Dikonsumsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com