Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2022, 16:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit asam lambung adalah kondisi yang cukup umum yang terjadi ketika asam lambung dan isi perut lainnya kembali ke kerongkongan melalui sfingter esofagus bagian bawah (LES). 

LES adalah cincin otot yang terletak di saluran pencernaan tempat kerongkongan bertemu dengan lambung. 

Ketika LES lemah atau rusak, ia mungkin tidak menutup dengan benar sehingga memungkinkan isi perut kembali ke kerongkongan dan menyebabkan gejala asam lambung.

Penyakit asam lambung yang sering terjadi dapat mengindikasikan penyakit refluks gastroesofagus (GERD), yakni bentuk asam lambung kronis yang lebih parah dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius jika tidak diobati.

Gejala asam lambung yang umum

Asam lambung menimbulkan gejala yang beragam. Gejalanya bergantung pada organ apa yang terkena asam lambung. 

Baca juga: Stres Selama Pandemi Covid-19 Membuat Asam Lambung Naik, Benarkah? Ini Kata Dokter

Dilansir dari Healthline, gejala asam lambung dapat berkisar dari ringan hingga berat. Adapun gejala asam lambung yang umum meliputi:

Mulas

Mulas adalah gejala paling umum dari asam lambung. Perut terlindungi dari efek korosif asam lambung. Jika sfingter esofagus bagian bawah tidak mencegah asam lambung keluar dari perut dan masuk ke kerongkongan, akan ada sensasi terbakar yang menyakitkan di dada.

Mulas dapat berkisar dari tidak nyaman hingga menyakitkan. Namun, tingkat keparahannya tidak selalu menunjukkan cedera permanen pada kerongkongan.

Rasa asam

Jika asam lambung naik sampai ke bagian belakang tenggorokan atau mulut, itu bisa menyebabkan rasa asam atau pahit di mulut. 

Selain itu, mungkin juga mengalami sensasi terbakar di tenggorokan dan mulut.

Baca juga: Batuk Setiap Subuh, Apakah karena Asam Lambung atau Penyakit Lain?

Regurgitasi

Beberapa orang mengalami regurgitasi. Ini adalah perasaan cairan, makanan, atau empedu bergerak ke atas tenggorokan, bukan ke bawah. 

Dalam beberapa kasus, orang dengan asam lambung bahkan bisa muntah. Namun, muntah jarang terjadi pada orang dewasa.

Bayi dan anak-anak dengan GERD mungkin mengalami regurgitasi berulang. 

Ini bisa tidak berbahaya dan sangat alami pada bayi di bawah usia 18 bulan. 

Menurut National Digestive Diseases Information Clearinghouse, sekitar setengah dari semua bayi mengalami refluks dalam tiga bulan pertama kehidupan.

Baca juga: Mengenal GERD dan Refluks Asam Lambung, Apa Perbedaannya?

Dispepsia

Dispepsia adalah perasaan terbakar dan ketidaknyamanan di bagian tengah atas perut. Ini dikenal sebagai gangguan pencernaan. 

Beberapa orang dengan dispepsia mungkin merasakan gejala:

  • Kembung
  • Sakit maag
  • Merasa tidak nyaman penuh
  • Mual
  • Sakit perut
  • Muntah atau bersendawa banyak

Gejala-gejala ini harus diatasi dengan serius karena dapat menandakan adanya gangguan lain yang disebut penyakit tukak lambung.

Dalam beberapa kasus, jika tidak diobati, kondisi ini dapat mengarah ke keadaan darurat medis yang disebut perforasi.

Baca juga: Cara Mengobati GERD atau Naiknya Asam Lambung ke Kerongkongan

Kesulitan menelan

Kesulitan menelan atau disfagia setidaknya mempengaruhi 1 dari 25 orang dewasa setiap tahun. 

Meski demikian, banyak kemungkinan penyebab disfagia. Selain GERD, bisa juga disebabkan oleh:

  • Stroke
  • Sklerosis ganda
  • Penyakit Parkinson
  • Kanker
  • Sakit tenggorokan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com