Studi baru kedua dari Statens Serum Institut Denmark, yang setara dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, melihat risiko infeksi ulang dengan BA.2 setelah pemulihan dari infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh varian terbaru lainnya, termasuk Delta dan BA.1.
Studi ini menemukan, orang yang baru saja mengalami infeksi Covid-19 yang disebabkan oleh Omicron atau Delta dapat terinfeksi ulang oleh subvarian BA.2 yang muncul, tetapi kasus seperti itu tampaknya jarang terjadi.
Kebanyakan kasus ini terjadi pada orang yang tidak divaksinasi dan sebagian besar mengakibatkan penyakit ringan. Saat ini, subvarian BA.2 menjadi penyebab dominan Covid-19 di Denmark, menyalip BA.1 selama minggu kedua Januari di sana.
Untuk melihat risiko infeksi ulang, para peneliti menyisir lebih dari 140.000 genom virus yang diurutkan dari infeksi selama periode ketika Omicron menjadi dominan (akhir November hingga pertengahan Februari 2022) untuk menemukan orang yang memiliki tes positif baru 20 hingga 60 hari setelah yang sebelumnya.
Hasilnya terdapat 263 infeksi ulang, dengan 190 di antaranya disebabkan oleh varian BA.2. Dalam 140 kasus, orang tersebut terinfeksi ulang oleh BA.2 setelah infeksi yang disebabkan oleh varian Delta.
Baca juga: Son of Omicron Subvarian BA.2 Diklaim Lebih Cepat Menular, Studi Jelaskan
Ada 47 kasus di mana orang pertama kali terinfeksi oleh BA.1 (varian Omicron asli) diikuti oleh subvarian BA.2. Para peneliti kemudian melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap 47 infeksi ulang tersebut, di mana BA.2 mengikuti BA.1.
Sebagian besar individu yang terinfeksi ulang masih muda, berusia 20-30 tahun. Tak satu pun dari individu yang terinfeksi ulang berusia di atas 40 tahun dan hampir semua, 42 dari 47 individu tidak divaksinasi.
Untuk sebagian besar infeksi ulang ringan, 28 orang tidak memiliki gejala atau gejala ringan, dan 5 orang mengalami gejala mirip flu. Tidak ada rawat inap atau kematian yang dilaporkan di antara individu yang terinfeksi ulang.
Studi menunjukkan bahwa infeksi ulang dapat terjadi pada orang yang baru saja pulih dari BA.1, tetapi itu sangat jarang.
"Dan dalam semua kasus itu, itu tidak parah," kata Rasmussen, yang meninjau penelitian tetapi tidak terlibat dalam penelitian.
Artinya, meskipun infeksi ulang BA.2 menjadi suatu risiko, risikonya relatif kecil terhadap seluruh populasi, dan peningkatan kekebalan baru-baru ini yang disebabkan oleh booster, atau infeksi Omicron akan melindungi sebagian besar masyarakat.
Baca juga: 3 Fakta BA.2, Subvarian Virus yang Dijuluki Son of Omicron
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.