"Terlebih kita enggak bisa bedakan gejala batuk pilek yang dirasakan (akibat infeksi) Omicron atau non-Omicron," ucapnya.
Diakui Ronald, memasuki gelombang ketiga Covid-19 sebagian besar pasien tidak menunjukan gejala berat. Bahkan sejumlah pasien Covid-19 ada yang tanpa gejala (asimptomatik).
Hal ini, kata dia, menyebabkan tren rawat inap di rumah sakit mulai berubah, daripada saat gelombang infeksi varian Dellta.
"Ketika gelombang Delta banyak pasien yang hospitalized (dirawat) di rumah sakit bahkan masuk ke ICU, tapi kalau yang di gelombang ketiga ini trennya lebih kepada kondisi ringan," imbuhnya.
Baca juga: Sebabkan Batuk dan Sesak Napas, Begini Covid-19 Merusak Paru-paru
Akan tetapi, Ronald menegaskan bahwa kewaspadaan terhadap penularan virus corona tidak dapat dilonggarkan.
Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan infeksi akibat varian Omicron menjadi berat, bahkan kritis.
Dijelaskannya, ada beberapa faktor yang memengaruhi mengapa infeksi akibat Covid-19 varian Omicron berbeda dengan varian Delta, termasuk progresivitas aau kemampuan Omicron menginfeksi yang lebih rendah dibandingkan Delta.
Selain itu, kondisi ini mungkin disebabkan karena cakupan vaksinasi Covid-19 di dunia yang sudah meluas.
Baca juga: Cara Mengatasi Batuk dan Pilek pada Bayi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.