KOMPAS.com - Arkeolog menemukan sisa-sisa alat pembalseman mumi di Abusir, Mesir. Setidaknya sebanyak 370 guci keramik ditemukan di dalam sebuah tempat pembalseman.
Temuan yang mungkin menjadi yang terbesar dalam sejarah ini pun memberikan petunjuk mengenai proses mumifikasi.
Penemuan tempat pembalseman mumi ini juga mengungkap petunjuk tentang pemakaman mewah yang terjadi sekitar 2.600 tahun yang lalu.
"Ini adalah penemuan yang sangat menarik dan penting. Kami tahu ratusan mumi tetapi pengetahuan mengenai proses pembalseman masing kurang," ungkap Wojciech Ejsmond, ahli Mesir Kuno dari Warsaw Mummy Project yang tak terlibat dalam penelitian ini.
Mengutip Science Alert, Rabu (23/2/2022) tempat pembalseman biasanya digunakan di Mesir kuno untuk menyimpan alat, wadah atau benda apa pun yang bersentuhan dengan tubuh selama proses pembalseman yang berlangsung 70 hari.
Baca juga: Manual Papirus Berusia 3.500 Tahun Ungkap Proses Pembalseman Mumi
Tempat pembalseman Abusir sendiri sangat kaya akan artefak, sehingga peneliti mengibaratkannya sebagai 'buku masak' untuk membuat mumi Mesir kuno.
Sebagai perbandingan tempat pembalseman Raja Tutankhamun, firaun dari puncak kemakmuran Mesir kuno, hanya berisi sekitar selusin guci saja.
"Penemuan ini memiliki potensi besar karena dapat menjelaskan urutan peristiwa dalam proses pembalseman," ungkap Miroslav Bárta, arkeolog utama dalam misi tersebut dan profesor arkeologi di Charles University di Praha.
Tempat pembalseman yang baru ditemukan ini memiliki lebar sekitar 4,8 meter dan kedalaman 15 meter.
Peneliti juga menemukan sebuah makam yang berada di dekat tempat pembalseman mumi. Makam Mesir kuno ini memiliki lebar sekitar 13,7 meter dan dalam lebih dari 19,8 meter.
Baca juga: Misteri Mesir Kuno, Ahli Temukan Mumi dengan Lidah Berlapis Emas
Makam itu belum pernah digali dan tak banyak yang diketahui tentang siapa yang dimakamkan di sana.
Namun letak makam serta kemewahan tempat pembalseman menjadi sebuah petunjuk bahwa itu merupakan tempat peristirahatan salah satu pejabat tertinggi pada masanya, yakni sekitar abad ke-6 SM.
"Ia mungkin seorang pendeta laki-laki, jenderal, atau pejabat yang dekat dengan firaun," jelas Barta.
Nama "Wahibre-mery-Neith", yang diterjemahkan menjadi "raja yang dicintai oleh dewi Neith", ditemukan di salah satu guci dan kemungkinan itu merupakan namanya.
Baca juga: Ahli Ungkap Isi Buku Kematian Mesir Kuno di Pembungkus Mumi Berusia 2300 Tahun
Lebih lanjut, tampilan kekayaan dan pengabdian berlebih yang terlihat di Abusir ini mungkin ada hubungannya dengan situasi politik saat itu di Mesir.
Sekitar abad ke-6 SM, peradaban Mesir mengalami kemunduran. Orang-orang Yunani, Persia, dan Nubia di dekatnya ingin mengambil alih dan mengancam cara hidup orang Mesir.
"Pemakaman khusus di Abusir ini adalah contoh luar biasa dari masyarakat yang runtuh dan putus asa untuk menemukan cara baru mencegah keruntuhan mereka," ungkap Barta.
"Orang Mesir kuno melakukan apa yang dilakukan setiap budaya saat diserang dari luar: mereka kembali ke akarnya. Namun itu gagal dalam kasus Mesir kuno," papar Barta.
Baca juga: 160 Peti Mati Mesir Kuno, Beberapa Makam Mumi Disegel Kutukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.