Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2022, 19:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredar video banjir dan tanah longsor melanda kawasan dataran tinggi Dieng dan sekitarnya, Rabu (9/2/2022).

Beberapa video banjir Dieng ini telah di unggah oleh beragam akun di berbagai platform media sosialnya, salah satunya Instagram.

Kondisi banjir besar longsor di Dieng itu pun bisa dilihat di postingan akun Instagram @mountnesia pada Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Bagaimana Embun Es di Dieng Bisa Terbentuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Bersamaan dengan postingan tersebut disebutkan bahwa longsor terjadi di beberapa titik jalan menuju Dieng, yakni Kalilembu, Kecamatan Kejajat, Wonosobo.

Melihat video-video yang beredar tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membenarkan telah terjadinya banjir di Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Selasa 9 Februari 2022.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Giyarto dalam hasil analisisnya menyampaikan, bahwa penyebab utama banjir Dieng adalah hujan lebat.

Hujan lebat yang mengguyur dataran tinggi Dieng membuat saluran drainase meluap. Akibatnya, sejumlah rumah dan lahan perkebunan terendam banjir.

Berdasarkan catatan UPT pemeliharaan jalan dan irigasi wilayah II Mandiraja, Giyarto mengatakan, analisis meteorologi menunjukkan hujan terjadi dengan curah 147 mm, sementara di Bendung Kalisapi Mandiraja 113 mm.

Giyarto menjelaskan, pemicu hujan lebat yang terjadi adalah peningkatan pembentukan awan cumulonimbus.

Baca juga: Banjir di Banyak Daerah, Kapan Puncak Musim Hujan Berakhir? Ini Penjelasan BMKG

Sirkulasi siklonik di perairan utara Australia yang menyebabkan angin didominasi dari arah barat (angin baratan) di wilayah Jawa Tengah.

"Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan awan konvektif (cumulonimbus) dengan potensi hujan intensitas sedang- lebat disertai petir dan dapat disertai dan, ataupun didahului angin kencang di wilayah Pemalang," jelasnya.

Selain itu, kelembapan udara yang cukup tinggi dan labilitas udara yang cukup labil mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif (cumulonimbus) di wilayah Pemalang.

Sementara itu, dari pantauan Citra Satelit Himawari menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif atau cumulonimbus antara pukul 14.10 WIB - 16.00 WIB.

Serta, terdapat nilai reflektifitas radar mencapai 45 dBz di wilayah Banjarnegara yang menunjukkan adanya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang yang dapat memicu terjadinya banjir.

Baca juga: Banjir Sepinggang Orang Dewasa, BMKG Jelaskan Penyebab Banjir di Palembang Hari Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Oh Begitu
Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Oh Begitu
Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com