Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Banten Bersumber dalam Lempeng, Tak Terkait Anak Krakatau

Kompas.com - 04/02/2022, 20:38 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 5,5 magnitudo dengan parameter update 5,2 magnitudo mengguncang wilayah Banten pada Jumat (4/2/2022) pukul 17.10 WIB.

Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa terletak di laut pada jarak 63 kilometer arah barat daya Bayah, Banten dengan kedalaman 55 km.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan pada kerak samudra Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Banten.

"Gempa jenis ini lazim disebut sebagai gempa yang bersumber dalam lempeng atau gempa intraslab (intraslab earthquake)," ujar Daryono kepada Kompas.com, Jumat (4/2/2022).

Baca juga: Gempa Terkini: Gempa Bayah M 5,5 Guncang Banten, Terasa Sampai Jakarta dan Pelabuhan Ratu

Daryono menjelaskan, gempa intraslab semacam ini memiliki karakter yang mampu meradiasikan guncangan yang lebih besar di atas gempa dengan magnitudo sekelasnya dari sumber lain.

Oleh karena itu, meskipun gempa berkekuatan 5,2 magnitudo, wajar bila gempa ini dapat dirasakan di Jakarta.

Selain itu, struktur tanah lunak dan tebal di Jakarta juga akan menciptakan resonansi dan mengamplifikasi atau memperkuat guncangan gempa.

Rekahan

Daryono menyampaikan bahwa gempa selatan Banten bermagnitudo 5,2 ini memiliki rekahan sangat kecil merilis penurunan tegangan (stress drop) sangat besar. Efeknya, gempa meradiasikan guncangan frekuensi yang lebih tinggi dari biasanya.

"Gempa-gempa kuat atau signifikan yang terjadi akhir ini baik di selatan Banten maupun di Selatan Jawa Timur memiliki tipe ini, yaitu intraslab earthquake," papar dia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Banten magnitudo 5,2 ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi geser-turun (oblique normal).

Daryono memaparkan, hasil pemodelan tsunami menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Gempa Bayah M 5,5 Guncang Banten Hari Ini, Begini Analisis BMKG

Dampak dan gempa susulan

Daryono menuturkan, gempa ini dirasakan sangat kuat di Palabuhan Ratu dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dalam skala intensitas III MMI.

Sementara itu, di Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Tangerang, Parung Panjang dalam skala intensitas II MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa," tutur dia.

Terkait gempa susulan atau aftershock, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi satu kali dengan magnitudo 3,0 hingga pukul 17.35 WIB.

Baca juga: Gempa M 5,2 Pangandaran Masuk Zona Megathrust, Ini Penjelasan BMKG

Tidak ada kaitan aktivitas Gunung Anak Krakatau

Daryono juga menegaskan, gempa selatan Banten ini murni gempa tektonik yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Gempa tektonik ini menjadi gempa kelima yang mengguncang Jakarta dalam lima tahun terakhir. Adapun gempa yang mengguncang wilayah Jakarta sebagai berikut:

1. Gempa pada 23 Januari 2018 berkekuatan 6,1 magnitudo

2. Gempa pada 28 Juli 2019 berkekuatan 4,9 magnitudo

3. Gempa pada 2 Agustus 2019 berkekuatan 6,9 magnitudo

4. Gempa pada 14 Januari 2022 berkekuatan 6,6 magnitudo

5. Gempa pada 4 Februari 2022 berkekuatan 5,2 magnitudo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com