KOMPAS.com - Varian Omicron tidak bisa dianggap sepele, meski sebagian besar gejala yang ditimbulkan tergolong ringan.
Pasalnya, varian Omicron tetap bisa mengakibatkan gejala yang berat pada orang yang belum divaksinasi, lansia, dan orang dengan komorbid.
Selain itu, varian Omicron dapat menyebar lebih cepat daripada varian lainnya sehingga Omicron tetap harus diwaspadai.
Dilansir dari University of California Davis Health, semua varian virus corona, termasuk Omicron, menyebabkan gejala yang sama.
"Ini mungkin termasuk batuk, demam, dan kelelahan," kata Dean Blumberg dari Rumah Sakit Anak UC Davis.
Baca juga: WHO Resmi Masukkan Subvarian BA.2 Son of Omicron Jadi Variant of Concern
Lorena Garcia, ahli epidemiologi dan profesor di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, UC Davis, mencatat bahwa gejala Omicron hampir sama, tetapi pengalaman seseorang dapat sangat bervariasi, bergantung pada apakah mereka sudah divaksinasi.
“Pada mereka yang sudah divaksinasi, gejalanya cenderung ringan. Sebaliknya, jika seseorang belum divaksinasi, gejalanya bisa sangat parah, mengakibatkan rawat inap, atau bahkan kematian, ”kata Garcia.
Garcia menambahkan, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa lebih sedikit orang yang terinfeksi Omicron mengalami kehilangan rasa dan bau, yang merupakan gejala umum untuk varian sebelumnya.
Gejala ringan
Dilansir dari Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.
Hal ini ditegaskan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, yang mengatakan bahwa sebagian besar kasus Omicron adalah tanpa gejala atau asimtomatik dan gejala ringan.
Baca juga: Berapa Lama Pasien Omicron Harus Isoman?
Gejala sedang
Dilansir dari World Health Organization (WHO), beberapa gejala Covid-19 yang tergolong sedang dan sedikit tidak umum adalah:
Gejala berat
Adapun gejala berat Covid-19 merupakan gejala yang menyerang saluran pernapasan, seperti: