Sementara, kelompok sasaran dari pelaksanaan intervensi gizi spesifik ini adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak 0-23 bulan, remaja putri dan wanita usia subur, dan anak 24-59 bulan.
Beberapa contoh program atau kegiatan yang dilakukan dalam intervensi spesifik adalah pemberian makanan bagi ibu hamil dari kelompok miskin, suplementasi tablet tambah darah, promosi dan konseling menyusui, MPASI dan lain sebagainya.
2. Intervensi gizi sensitif
Berbeda dengan intervensi spesifikk, intervensi gizi sensitif adalah strategi atau program yang dilakukan oleh pihak-pihak di luar bidang kesehatan atau Kementerian Kesehatan.
Misalnya, Kementrian Pertanian yang harus turut ambil andi menunjang penurunan stunting dengan melakukan ketahanan pangan di masyarakat.
"Konvergensi (dalam intervensi gizi sensitif) ini biasanya dipantau oleh kementerian dalam negeri. Hal ini selalu ada laporannya yang bisa terus kita evaluasi bersama," ujarnya.
Pada dasarnya, kata Dhian, kegiatan intervensi ini tidak bisa dilakuka sama rata, karena harus memperhatikan kearifan lokal setempat.
"Ya karena tidak semua intervensi penurunan stuntingnya di setiap daerah bisa dilakukan dengan hal yang sama," kata dia.
Baca juga: Kenali Tanda Awal Stunting pada Anak
Adapun, contoh dari intervensi gizi sensitif ini yaitu sebagai berikut:
Sasarpan utama intervensi gizi sensitif adalah keluarga dan masyarakat, yang dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan.
"Jadi kegiatannya dilakukan dengan memperhatikan tugas dan fungsi berbagai sektor, tokoh masyarakat, LSM, mitra, sesuai dengan poksinya masing-masing tetapi tetap dengan sasaran yang sama," kata dia.
"Intervensi ini dilakukan sesuai dengan target strategi dan sasarannya," tambahnya.
Dari pengelompokan intervensi spesifik dan sensitif tersebut, berikut beberapa daftar contoh program yang dilaksanakan berbagai bidang terkait target penurunan stunting.
1. Kementerian kesehatan
Baca juga: IDAI: ASI Ekslusif Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak