Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti di China Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan dari Sperma Ikan Salmon

Kompas.com - 08/12/2021, 12:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti di China telah menciptakan alternatif baru untuk plastik, dengan menggunakan sumber yang sangat ramah lingkungan. Mereka menggunakan sperma ikan salmon untuk merancang temuan plastik ramah lingkungan ini.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Dayong Yang dan timnya dari Universitas Tianjin, China.

Seperti diketahui bahwa sampah plastik masih menjadi masalah utama di Bumi. Tercatat lebih dari 6,3 miliar ton sampah plastik yang telah dihasilkan manusia.

Berdasarkan keprihatinan atas menumpuknya sampah, dan dalam rangka menemukan solusi untuk menanggulanginya dengan produk ramah lingkungan, Yang akhirnya menemukan plastik biodegradable.

Baca juga: Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia Perlu Evolusi Perilaku, Apa Maksudnya?

Tim peneliti mengungkapkan, bahan untaian pendek DNA sperma salmon yang digabungkan dengan bahan kimia lain yang berasal dari minyak nabati dapat menghasilkan zat licin seperti gel yang disebut hidrogel.

Menurut studi yang diterbitkan di Journal of American Chemical Society pada November 2021 lalu ini, penggabungan antara kedua bahan tersebut dapat menghasilkan plastik.

Proses penelitian

Melansir Smithsonian Magazine, Jumat (3/12/2021) peneliti memaparkan hidrogel dapat dicetak menjadi berbagai bentuk, kemudian gel akan dibekukan dengan pengeringan agar kelembapannya hilang.

Sementara itu, melalui riset ini para ahli telah membuat potongan puzzle, cangkir, dan plastik dari DNA sperma salmon menggunakan proses yang disebut aqua-welding.

Dibandingkan dengan plastik polistiren tradisional, bioplastik baru ini disebut membutuhkan emisi karbon 97 persen lebih sedikit untuk dapat diproduksi.

Sebab, produksi plastik berbasis minyak membutuhkan suhu panas yang sangat tinggi serta zat beracun. Proses tersebut mengakibatkan plastik yang kerap kita gunakan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai.

Untuk mendaur ulang plastik ramah lingkungan, peneliti menggunakan enzim pencerna DNA sperma salmon yang ditambahkan untuk memecah material.

Namun, jika tidak ada enzim yang tersedia, mereka hanya perlu memasukkan zat yang berasal dari sperma ikan ke dalam air. Hal tersebut akan mengubah objek kembali menjadi hidrogel.

Para peneliti menganggap bahwa temuan mereka adalah bahan yang paling berkelanjutan dibandingkan dengan plastik lain yang telah diketahui.

Baca juga: Sampah Plastik Bikin Pantai Lebih Panas di Siang Hari, Makin Dingin saat Malam

 

Sementara, plastik biodegradable lain yang terbuat dari ganggang, tepung jagung, dan serbuk gergaji disebut dapat meninggalkan jejak karbon kecil selama masa pakainya dibandingkan dengan plastik berbasis minyak biasa.

Akan tetapi, pembuatan bahan ini masih membutuhkan energi dari bahan bakar fosil. Jadi, ada perdebatan di antara ahli mengenai apakah jenis bioplastik ini benar-benar ramah lingkungan.

Meskipun mereka menciptakan bahan mentah mereka dari sperma salmon, setiap makhluk hidup di Bumi memiliki kode genetik dari DNA. Sebuah studi dari tahun 2015 memperkirakan bahwa ada sekitar 50 miliar ton DNA di planet ini.

Artinya, peneliti dapat membuat plastik dari sumber berkelanjutan lainnya.

Sementara itu, perusahaan riset di Selandia Baru, GNS Science telah menganalisis 37 produk yang diberi label sebagai bioplastik. Hasilnya, sebanyak 19 bioplastik ditemukan terbuat dari campuran minyak bumi dan campuran bahan berbasis bio.

Di sisi lain, para peneliti berharap plastik yang terbuat dari sperma ikan salmon ini dapat membantu mengurangi sampah plastik terutama di wilayah pasar.

Baca juga: Tahun 2040, 1,3 Miliar Ton Sampah Plastik Akan Tenggelamkan Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com