Sementara, Dr Ivan Koychev, peneliti klinis di Universitas Oxford yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengaku gembira mendengar kabar temuan tersebut.
Dia berkata, penemuan itu adalah perkembangan yang menarik dalam dunia medis yang mengartikan, bahwa obat tertentu mungkin menawarkan pendekatan baru untuk mengobati Alzheimer.
“Meskipun data ini menarik secara ilmiah, berdasarkan penelitian ini, saya tidak akan terburu-buru untuk mulai mengonsumsi sildenafil sebagai pencegahan penyakit Alzheimer," jelas wakil direktur di Center for Discovery Brain Sciences di University of Edinburgh, Prof. Tara Spires Jones.
Baca juga: Kisah William Buntoro Didiagnosis Alzheimer, Berawal dari Lupa Jalan Pulang
Sementara itu, direktur di Alzheimer's Research UK, Dr Susan Kohlhaas, mengatakan mampu menggunakan kembali obat yang sudah memiliki lisensi untuk penyakit lainnya dapat mempercepat proses penemuan obat.
Artinya, jika pengobatan yang tepat sudah ditemukan, maka perawatan demensia pun menjadi efektif.
“Yang paling penting, penelitian ini tidak membuktikan bahwa sildenafil bertanggung jawab untuk mengurangi risiko demensia, atau memperlambat maupun menghentikan penyakit. Satu-satunya cara untuk menguji ini adalah dalam uji klinis skala besar yang mengukur efek sildenafil terhadap standar perawatan biasa,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.