Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global Jadi Ancaman Kesehatan Kardiovaskular

Kompas.com - 22/11/2021, 12:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu konsekuensi dari pemanasan global adalah frekuensi dan intensitas panas ekstrem yang makin kerap terjadi.

Peristiwa itu tanpa kita sadari berimbas pada kehidupan lain, termasuk kesehatan manusia.

Sebuah studi mengungkapkan, jika panas ekstrem ini rupanya memiliki kaitan dengan kasus kardiovaskular yang merugikan, terutama untuk orang dewasa dengan penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya.

Studi yang dipublikasikan di Canadian Journal of Cardiology ini menemukan di antara penyakit kronis lainnya, penyakit kardiovaskular sering diidentifikasi sebagai penyakit yang termasuk berisiko untuk rawat inap dan meninggal akibat panas ekstrem.

Baca juga: 5 Negara ini Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global

"Meski demikian kami belum sepenuhnya memahami alasannya, orang dengan penyakit kardiovaskular memiliki risiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit dan mengalami kematian selama peristiwa panas yang ekstrem," kata penulis senior studi Daniel Gagnon, PhD.

Mengutip Science Daily, Minggu (21/11/2021) peristiwa panas ekstrem seperti gelombang panas diperkirakan akan meningkat dalam hal frekuensi, keparahan, dan durasinya.

Hal tersebut meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada manusia. Beberapa contoh kasusnya adalah 70.000 kematian yang disebabkan oleh gelombang panas Eropa pada 2003 dan 55.000 kematian yang disebabkan oleh gelombang panas Rusia tahun 2010.

"The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) baru-baru ini melaporkan bahwa suhu global meningkat pada tingkat yang lebih tinggi dari yang diproyeksikan sebelumnya. Jumlah hari dengan panas ekstrem juga akan meningkat secara signifikan di sebagian besar wilayah daratan," jelas Gagnon.

Dalam studinya, peneliti melakukan tinjauan komprehensif studi epidemiologi berbasis bukti dan mencatat hubungan yang konsisten antara panas yang ekstrem dan risiko yang lebih dari kardiovaskular.

Peneliti menemukan bahwa gelombang panas secara signifikan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik, stroke, dan gagal jantung.

Dan itu bukan semata-mata karena heatstroke. Peneliti mempertimbangkan kemungkinan bahwa paparan panas membuat banyak tekanan pada jantung dan meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah di dalam pembuluh darah yang memasok jantung.

Peneliti pun menyebut, bahwa strategi pencegahan untuk meminimalkan risiko kardiovaskular selama peristiwa panas yang ekstrem harus fokus untuk mengurangi tingkat hipertemia dan dehidrasi.

Baca juga: Pemanasan Global Diprediksi Sebabkan Gelombang Panas yang Intens di Asia Tenggara

Penelitian terbaru juga mendukung penggunaan kipas angin listrik, membasahi kulit, dan merendam kaki di air keran sebagai alternatif sederhana agar tetap dingin selama peristiwa panas yang ekstrem.

"Pengondisian udara adalah strategi paling efektif yang dapat direkomendasikan, karena secara efektif menghilangkan rangsangan panas dan meminimalkan risiko kardiovaskular yang merugikan," papar Gagnon.

Sistem peringatan panas juga perlu dibuat sebagai garis pertahanan pertama. Seperti misalnya saja di Kanada. Peringatan panas akan dikeluarkan 18-24 jam sebelum peristiwa panas di Ontario dan Quebec, saat suhu sekitar berada di atas 30 derajat Celcius selama minimal dua hari.

Baca juga: Apa Saja Penyebab Pemanasan Global?

Pejabat setempat memastikan pula masyarakat minum cukup cairan atau mencari lingkungan yang lebih dingin.

"Profesional kesehatan kardiovaskular juga perlu menyadari konsekuensi dari panas ekstrem serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah dan mengurangi efek samping, sehingga dapat mengoptimalkan perawatan pasien yang terkena gelombang panas," pungkas Gagnon.

Lebih lanjut peneliti mencatat jika penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami alasan mengapa panas yang ekstrem dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dengan kardiovaskular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com