Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronot Rayakan Panen Cabai Pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Kompas.com - 05/11/2021, 16:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Para astronot pekan lalu merayakan panen cabai pertama yang ditanam di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Mereka pun lantas menggunakan cabai-cabai itu sebagai bahan pembuat taco, makanan khas Meksiko dan kemudian membagikan hasil masakannya itu di sosial media.

Mengutip dari CNN, Rabu (4/11/2021) para astronot akhirnya memiliki kesempatan untuk mencicipi cabai tersebut setelah percobaan menanam cabai yang dimulai pada bulan Juli.

Baca juga: Pertama Kali, Astronot Tanam Cabai di Stasiun Luar Angkasa Internasional

Setelah tumbuh selama empat bulan, cabai akhirnya dipanen oleh astronot NASA Mark Vande Hei. Selanjutnya, cabai-cabai ini disanitasi sebelum dicicipi dan melakukan survey mengenai rasa dan teksturnya.

Sementara itu beberapa hasil panen cabai yang lain akan dikirim kembali ke Bumi untuk dianalisis dan sisanya dibiarkan tumbuh di ISS.

Hasil panen ini tak hanya memberikan kegembiraan bagi astronot karena ada variasi makanan, tetapi juga memiliki banyak implikasi ilmiah untuk masa depan nutrisi astronot dan misi luar angkasa jangka panjang.

Manusia sendiri telah hidup dan bekerja di ISS selama 20 tahun. Sebagian besar makanan mereka sudah dikemas sebelumnya. Padahal, makin lama makanan disimpan semakin banyak nutrisi yang hilang.

Selain itu efek samping dari kehidupan di gravitasi nol adalah astronot sering kehilangan indera perasa dan penciuman sehingga makanan pedas atau berbumbu menjadi favorit.

Matt Romeyn peneliti utama eksperimen ini pun menyebut kalau menanam tanaman dapat meningkatkan kesejahteraan astronot.

"Menanam sayuran di luar angkasa dapat memiliki manfaat jangka panjang untuk kesehatan fisik dan psikologis," ungkap Romeyn.

Lebih lanjut hasil eksperimen menanam tanaman ini dapat membantu peneliti mempelajari bagaimana perkembangan tanaman terjadi tanpa adanya gravitasi, sehingga dapat mengurangi permasalahan di masa depan.

"Kombinasi gaya berat mikro, kualitas cahaya, suhu, dan kelembaban zona akar semuanya akan memengaruhi rasa, jadi akan menarik untuk mengetahui bagaimana buah akan tumbuh, matang, dan rasanya," kata LaShelle Spencer, ketua tim sains proyek ini.

Baca juga: Selesaikan Misi 90 Hari, Astronot China Kembali ke Bumi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com