Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Baim Wong, Kakek Suhud dan Nikita Mirzani, Begini Sosiolog Menilainya

Kompas.com - 14/10/2021, 12:35 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Widyanta mengatakan bahwa sebetulnya ini adalah peristiwa bias dan semua orang punya hak untuk melindungi privasinya.

"Namun, interaksionisme simbolik yang terbentuk dari apa yang dialami Baim Wong dan Kakek Suhud ini, keduanya sama-sama mengalami miss (kesalahan) persepsi," papar Widyanta.

Orang pun, dalam hal ini netizen, melihat interaksi tersebut dan mungkin berkomentar soal moral.

Namun, sebetulnya keduanya tengah terlibat dalam suatu interaksi imaji. Kakek Suhud pun bertindak begitu karena imej Baim yang dermawan dari melihat video-videonya.

Kegaduhan Baim Wong dan Kakek Suhud, kemudian mengundang reaksi Nikita Mirzani. Menurut Widyanta, komodifikasi sosial juga sedang dimanfaatkan oleh artis tersebut.

Baca juga: Banyak Netizen Kecewa pada Sikap Baim Wong, Sosiolog Nilai Wajar

 

"Tujuannya untuk rekognisi, yakni pengakuan, agar Nikita Mirzani juga punya popularitas yang lebih tinggi dari Baim Wong. Ini soal kontestasi di dalam dunia simbolik," ungkap Widyanta.

Widyanta menyimpulkan bahwa peristiwa biasa ini menjadi menarik karena media sosial yang berperan dalam hal ini hanya untuk tujuan rekognisi, baik oleh Baim Wong, Kakek Suhud maupun Nikita Mirzani.

Dalam dunia virtual media sosial hari ini, kata Widyanta, di mana semua orang menjadi, orang pun semakin bebas berkomentar tanpa perlu mengetahui konteks dan duduk perkaranya. Semua bisa saling silang pendapat dengan bebas.

Komodifikasi oleh selebriti lain, dalam hal ini Nikita Mirzani, dilakukan untuk mendapatkan rekognisi atau pengakuan. Artinya, ini kompetisi untuk mendapatkan popularitas lebih dari perkara tersebut, yakni masalah Baim Wong menegur Kakek Suhud.

Baca juga: Soal Baim Wong, Indonesia Punya Peraturan dan UU yang Mengatur Privasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com