Dwikorita menegaskan, tren kenaikan suhu rata-rata ini harus direspons semua pihak, karena bisa membawa dampak pada keberlangsungan hidup manusia.
Khusus wilayah Yogyakarta, komponen ekologis di kawasan lindung Gunung Merapi harus menjadi perhatian serius, utamanya perubahan penutup lahan.
Ditegaskan Dwikorita, pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat harus melakukan upaya-upaya mitigasi sebagai bentuk tanggungjawab serta kepedulian terhadap kualitas lingkungan.
Baca juga: Foto Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Astronom Sebut Jenis Fireball
Sementara itu, Kepala BIG Muh Aris Marfai mengatakan, hasil analisis yang dilakukan BMKG dan BIG nantinya dapat digunakan oleh Kraton secara luas dalam pengelolaan kawasan Gunung Merapi dan kawasan Kagungan Dalem dan kebijakan pengelolaan Kawasan Kagungan Dalem.
Tindak lanjut lainnya adalah membangun komunikasi intensif dengan Provinsi Jawa Tengah, termasuk dalam sharing data yang diperlukan dalam analisis perubahan penutupan lahan pada Kawasan Gunung Merapi.
Adapun, Putri Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi penutupan lahan di Kawasan Merapi.
Situai ini, kata dia, juga menjadi konsern utama dari Kraton Yogyakarta, baik di kaki Gunung Merapi atau di aliran sungai dan di sempadan sungai, yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Selain itu, tertutupnya aliran air yang mengakibatkan hilangnya air.
GKR Mangkubumi menyebutkan, bahwa Kawasan Gunung Merapi secara administrasi ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga sebagian besar ada di Provinsi Jawa Tengah.
Maka dari itu, kraton akan melakukan komunikasi dengan Provinsi Jawa Tengah terkait situasi dan kondisi kekinian kawasan Gunung Merapi.
“Semoga ini juga menjadi concern dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, karena kondisi di Klaten dan Magelang juga sudah memprihatinkan," ujar GKR Mangkubumi.
"Hasil ini tentunya akan menjadi support membangun kesepakatan kami dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, sehingga kami mempunyai pijakan dalam pengelolaan penataan di Kawasan Gunung Merapi,” imbuhnya.
Baca juga: 7 Fakta Viral Meteor Jatuh di Gunung Merapi, Tak Berkaitan dengan Gerhana Bulan Total
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.