Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Viral Aurora di Langit Tumpeng Menoreh Yogyakarta, Ini Kata Peneliti Lapan BRIN

Kompas.com - 01/10/2021, 16:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Viral sebuah foto yang memperlihatkan tertangkapnya pemandangan cahaya indah berwarna hijau layaknya aurora seperti di Kutub Utara di langit daerah wisata Tumpeng Menoreh, Kulonprogo, Yogyakarta.

Foto tersebut diambil dan diunggah oleh akun Instagram @jhodytography_ pada tiga hari lalu itu pun menjadi ramai dikomentari dan disukai netizen.

Beberapa netizen bahkan menyebutnya beruntung bisa mendapatkan kesempatan memotret momentum fenomena langit yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di langit Indonesia.

"Cuma orang orang yang beruntung dapat momen ini di @tumpengmenoreh," tulis akun @erixsoekamti.

Warganet lainnya juga turut berkomentar bahwa pemandangan tersebut seperti bukanlah di negara Indonesia.

"Feels like bukan di Indonesia ini," kata akun @ehdeppp.

Baca juga: Astronot Potret Aurora Berkobar di Atas Bumi, Ini Fotonya

 

Kehebohan itu juga semakin terjadi terlebih dalam unggahannya tersebut @jhodytography menuliskan bahwa potret foto aurora di langit Tumpeng Menoreh Yogyakarta itu diambilnya hanyalah keisengannya mengambil gambar dengan menggunakan kamera smartphone saja.

Namun, benarkah penampakan cahaya hijau indah di langit Tumpeng Menoreh itu memang Aurora?

Menanggapi foto viral pemandangan cahaya hijau di langit Tumpeng Menoreh, Kulon Progo Yogyakarta tersebut, peneliti di Pusat Sains Antariksa Lapan BRIN Andi Pangerang mengatakan bahwa pemandangan aurora belum pernah terjadi di Indonesia.

"Sepengetahuan saya, aurora hanya terjadi di Kutub Utara dan Selatan," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/10/2021).

Lebih lanjut, kata dia, kejadian fenomena aurora di Kutub Utara dan Kutub Selatan itu pun tidak bisa terjadi setiap hari.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Bagaimana Aurora Si Cahaya Warni-warni Menari Terjadi?

Ilustrasi panorama aurora borealis atau northern lights. Fenomena langit berupa cahaya warna-warni tampak menari-nari.SHUTTERSTOCK/SMELOV Ilustrasi panorama aurora borealis atau northern lights. Fenomena langit berupa cahaya warna-warni tampak menari-nari.

Dikarenakan diketahui hanya terjadi di kutub Utara dan Selatan, maka aurora pun dikenal dengan sebutan cahaya kutub.

Aurora adalah fenomena alam yang menghasilkan pancaran cahaya yang menyala-nyala dan seolah menari-nari di langit malam pada lapisan ionosfer.

"Dan itu pun (aurora terjadi) disebabkan oleh interaksi antara badai maupun angin matahari dengan medan magnet Bumi, yang disebut juga lapisan magnosfer," jelasnya.

Sementara itu, saat ditanyakan lebih lanjut apakah mungkin ada jenis lain selain aurora daripada penampakan warna-warni indah di langit malam hari.

Andi berkata bahwa sejauh yang diketahuinya tidak ada istilah lain ataupun jenis lain selain aurora untuk menunjukkan cahaya berwarna-warni yang menari di langit malam.

Baca juga: Mengapa Warna Aurora Berbeda-beda?

 

Kalaupun mirip, kata dia, lebih ke pelangi api (fire rainbow). Akan tetapi, warnanya tidak semonoton fenomena foto viral aurora di langit Tumpeng Menoreh tersebut, karena pelangi api lebih berwarna-warni layaknya pelangi.

Fire rainbow atau pelangi api itu sendiri pun disebabkan oleh sinar matahari yang dibiaskan oleh awan cirrus yang terletak di 10 km dari permukaan bumi yang lebih banyak mengandung kristal es.

"Semoga gambar ini bukan editan," ucapnya.

"Kalaupun (aurora Tumpeng Menoreh) bukan editan. Ada kemungkinan efek dari nightmode saat memotret," tambahnya.

Baca juga: Usai 1.400 Tahun, Misteri Aurora Merah Akhirnya Terpecahkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com