Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Sebabkan 12 Juta Perempuan Asia Pasifik Kesulitan Kontrasepsi

Kompas.com - 25/09/2021, 13:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menyebabkan 12 juta perempuan di Asia Pasifik telah mengalami kesulitan terkait kontrasepsi, dan meningkatkan kehamilan tidak direncanakan.

Hal ini disampaikan oleh Head of Medical Affairs, Pharmaceuticals Division Asia/Pasific, Bayer, Dr Shivani Kapur dalam diskusi daring bertajuk #TakeControl : Membentuk Kesehatan Digital untuk Perempuan dalam masa Covid-19, Jumat (24/9/2021) dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Dunia.

Data ini merupakan perhitungan yang dilakukan selama 18 bulan saat pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia.

Dari 12 juta perempuan yang kesulitan terkait kontrasepsi tersebut, ada sekitarnya 1,4 juta di antaranya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

Sementara itu, untuk di Indonesia sendiri, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Januari 2021 lalu mengungkapkan, sebanyak 12 persen pasangan suami-istri di Indonesia memiliki anak tanpa terencana atau tidak diinginkan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Hari Kontrasepsi Dunia, Praktisi dan Pemerhati Kesehatan Dukung Upaya Pemberdayaan Perempuan

 

Shivani mengatakan, sejak munculnya Covid-19, jutaan perempuan telah kehilangan akses dalam perencanaan keluarga atau kontrasepsi dan melindungi kesehatan mereka.

Tidak hanya itu, jutaan perempuan itu juga kehilangan akses untuk memperluas ketidaksetaraan gender yang ada dan berdampak pada keberlanjutan sosial-ekonomi secara jangka panjang.

Namun, data dari International Planned Parenthood menyatakan bahwa 5.633 klinik statis dan bergerak, serta layanan perawatan berbasis komunitas, di 64 negara telah ditutup pada April 2020 karena wabah Covid-19 ini.

Covid-19 sangat berdampak pada akses perempuan ke layanan kesehatan, dan menyoroti peran penting teknologi digital dan kolaborasi dalam membentuk pemberdayaan masa depan kesehatan perempuan dan keluarga berencana.

"Menjaga kesehatan perempuan dan menjaga kemajuan yang dicapai dalam akses kontrasepsi tetap menjadi prioritas utama kami di tengah Covid-19," kata Shivani.

Menyadari mendesaknya kebutuhan untuk menyediakan pekerjaan yang lebih berdedikasi dalam mengadakan akses kesehatan, Shivani berkata, kita harus mengetahui penyebab dan juga solusi atas keterlambatan tindakan kontrasepsi untuk mencegah lebih banyak kehamilan tidak direncanakan di masa pandemi Covid-19 ini.

Baca juga: Hari Kontrasepsi Dunia, BKKBN Luncurkan Program untuk Petani Perempuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com