"Sehingga sistem pendukungnya juga akan terganggu berat. Kombinasi hal-hal tersebut yang menjadi kiamat internet," jelasnya.
Kejadian ini sebenarnya juga sempat terjadi pada Maret 1989.
Di mana, badai Matahari kuat yang terjadi nyaris seperempat fotosfera yang menghadap ke Bumi ditutupi oleh bintik Matahari raksasa.
Dampak badai Matahari yang dilepaskannya menyebabkan gangguan listrik massif di Amerika Serikat bagian utara dan Canada.
Jaringan listrik Ontario Hydro terputus akibat sejumlah trafonya meledak, sehingga memaksa penduduk Quebec tidak memiliki aliran listrik sama sekali selama 9 jam kemudian.
Hal ini juga dijelaskan dalam penelitan yang dilakukan Jyothi di atas.
Baca juga: Kenapa Bentuk Gerhana Matahari Cincin Berbeda? Ini Jawabannya
Sementara itu, berlanjut pada hasil penelitian Jyothi, bila badai matahari ekstrem selanjutnya benar-benar menciptakan kiamat internet, maka koneksi internet di seluruh benua bisa saling terputus satu dengan yang lainnya.
Namun, negara dengan garis lintang tinggi yakni negara yang letak astronomisnya berada pada 66,5° - 90° LS/LU dekat dengan wilayah kutub, seperti Amerika Serikat dan Inggris lebih rentan, dibandingkan negara-negara di garis lintang yang lebih rendah.
Sehingga, jika terjadi badai geomagnetik yang dahsyat, maka negara-negara dengan garis lintang tinggi itulah yang kemungkinan besar akan terdampak dan terputus dari jaringan internet terlebih dahulu.
Ketika kabel internet bawah laut terdampak gangguan geomagnetik dari badai matahari ekstrem, sulit diprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya
Baca juga: Mengapa Cahaya Matahari yang Terang Membuat Kita Bersin?
Sumber : Galuh Putri Riyanto (Kompas.com)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.