Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Peluang dan Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik Cerdas di Indonesia, Kemana Fokusnya?

Kompas.com - 10/09/2021, 19:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Implementasi kendali cerdas pada kendaraan listrik (untuk selanjutnya kita sebut dengan kendaraan listrik cerdas), merupakan sebuah strategi lain untuk meningkatkan kemampuan, dan positioning dari kendaraan listrik yang dikembangkan.

Fitur kendali cerdas tersusun dari beragam jenis teknologi, dari mulai sensor, pemrosesan citra, sistem informasi, telekomunikasi, keamanan data dan informasi, big data analytics, serta artificial intelligence.

Kendaraan listrik cerdas juga bukan merupakan satu entitas tunggal, dia terhubung dengan lingkungan di sekitarnya, baik dengan kendaraan listrik cerdas lainnya, infrastruktur, jalan, pejalan kaki, dan juga dengan beragam sistem informasi.

Baca juga: 5 Cara Menghemat Listrik, Bisa Bantu Kurangi Pemanasan Global

Pengembangan kendaraan listrik cerdas akan memicu pengembangan-pengembangan produk yang terkait.

Dari mulai charging station, aplikasi pemeliharaan kendaraan, aplikasi ride hailing, sistem pembayaran otomatis di jalan tol, dan tentu saja teknologi intelligence transport system.

Memang betul bahwa teknologi yang sama juga dikembangkan oleh semua perusahaan otomotif besar.

Tapi satu hal yang perlu dilihat di sini adalah, secara historis, di Indonesia produk berbasis perangkat lunak, seperti yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan IT, bisa bertahan, dan berkembang secara lebih baik, jika dibandingkan dengan produk perangkat keras.

Maka, peluang sukses yang lebih besar bagi kendaraan listrik cerdas di Indonesia, bukan pada pengembangan platform kendaraan, tapi pada aplikasi yang diimplementasikan pada platform kendaraan, aplikasi yang terhubung dengan kendaraan listrik cerdas, dan infrastruktur transportasi cerdas yang mendukung operasional kendaraan listrik cerdas.

Dan di sinilah peran dari perusahaan rintisan IT bisa banyak berperan.

Baca juga: Serba Terbatas, Begini Kehidupan Manusia Sebelum Adanya Listrik

Pengembangan kendaraan listrik cerdas nasional tentu patut untuk diperjuangkan, bukan sekadar untuk mengikuti tren, tapi keberadaan teknologi ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Beroperasinya kendaraan listrik cerdas akan mengurangi polusi udara, utamanya di perkotaan.

Tentu saja hal ini perlu dibarengi dengan penggantian bahan bakar fosil, yang selama ini digunakan di pembangkit listrik.

Selain itu, terbukanya peluang bisnis yang terkait dengan kendaraan listrik cerdas, dari mulai bisnis penjualan kendaraan, bengkel kendaraan listrik cerdas, penyediaan spare part kendaraan listrik cerdas, sampai dengan munculnya profesi baru seperti programmer kendaraan listrik cerdas.

Dan tidak lupa juga, terbukanya fleksiblitas bepergian bagi kaum disabilitas, yang sebelumnya sangat tergantung terhadap orang lain.

Galih Nugraha Nurkahfi, M.T, Kadek Heri Sanjaya, Ph.D. Arief Suryadi Satyawan, M.T., D.Eng.
Pusat Penelitian Elektronik dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com