Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Peluang dan Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik Cerdas di Indonesia, Kemana Fokusnya?

Kompas.com - 10/09/2021, 19:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Ketika kita semua mengharapkap ada banyak produk inovatif yang lahir dari dapur Lembaga penelitian dan pengembangan(litbang), maka kita juga harus bisa menimbang kemampuan yang dimiliki oleh lembaga litbang.

Faktanya, ketika kita berupaya mencari informasi mengenai keunggulan dari lembaga litbang di negara kita, lewat opini ataupun berita yang ada di Internet, kita akan mengalami kesulitan.

Kita akan lebih banyak disuguhi dengan permasalahan dan kekurangan yang ada pada lembaga-lembaga tersebut.

Baca juga: Pertama di Dunia, Pesawat Listrik Komersial Uji Terbang

Tapi berita baiknya adalah, belakangan ini ada upaya yang serius untuk membenahi lembaga litbang di Indonesia, dari mulai mendatangkan SDM diaspora yang berkualitas, melengkapi fasilitas penelitian, sampai dengan membenahi struktur organisasi, dan manajemen lembaga penelitian

Hal positif yang juga belakangan muncul adalah tumbuhnya perusahaan-perusahaan rintisan IT, yang menjalankan litbang.

Perusahaan-perusahaan rintisan ini, banyak yang membangun produk yang kompleks, memiliki fitur unik, dengan skalabilitas yang besar, Kerumitan dari produk yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan rintisan IT ini pada akhirnya membuat litbang di Indonesia memiliki tempat untuk berkembang di sektor swasta.

Walaupun yang muncul di sini lebih banyak penelitian di sisi hilir, dan tentu saja pengembangan yang memanfaatkan komponen teknologi yang sudah ada, bukan melakukan suatu pengembangan komponen yang fundamental.

Perusahaan-perusahaan rintisan juga menggandeng institusi perguruan tinggi untuk melakukan penelitian, dan pengembangan produk-produk mereka.

Sebagai contohnya adalah Tokopedia yang membuka pusat penelitian artificial intelligence di Universitas Indonesia(UI), atau Bukalapak, yang membuka pusat penelitian cloud & artificial intelligence di Institut Teknologi Bandung(ITB).

Dengan melihat kesuksesan banyak perusahaan rintisan IT di Indonesia, maka kita juga bisa berharap akan tumbuhnya perusahaan rintisan IT di bidang kendaraan listrik cerdas.

Saat ini ketika perusahaan otomotif raksasa sudah mulai gencar mengembangkan produk-produk kendaraan listriknya, menjadikan pengembangan kendaraan listrik Indonesia memiliki tantangan yang lebih berat lagi.

Namun, agenda harus terus berlanjut, Indonesia harus bisa memanfaatkan momentum munculnya tren produk kendaraan listrik untuk bisa menjadi pelaku bisnis, bukan hanya pasar untuk negara lain.

Ada strategi yang dibuat, agar kendaraan listrik buatan Indonesia bisa bersaing dengan yang diproduksi oleh perusahaan otomotif besar.

Salah satu strategi yang digagas oleh LIPI adalah menghindari persaingan langsung dengan perusahaan otomotif besar.

Caranya dengan mengembangkan produk kendaraan listrik yang beroperasi di area terbatas seperti di rumah sakit, kompleks perkantoran, pabrik, dan bandara, dibandingkan dengan mengembangkan produk kendaraan yang beroperasi di jalan umum, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan perusahaan otomotif.

Baca juga: Macam-Macam Arus Listrik dan Manfaatnya Bagi Manusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com