Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Sinovac dan AstraZeneca di Thailand Dicampur, Bagaimana Hasilnya?

Kompas.com - 04/09/2021, 10:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber REUTERS

KOMPAS.com - Pada bulan Juli lalu, pemerintah Thailand mengumumkan akan mencampur dua jenis vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca.

Upaya ini dilakukan Negeri Gajah Putih itu untuk mengendalikan infeksi Covid-19 yang melonjak akibat penyebaran varian Delta.

Seperti diberitakan Reuters, Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan pada Kamis (2/9/2021), bahwa rejimen vaksin Covid-19 buatan Sinovac China diikuti dengan vaksin AstraZeneca menunjukkan hasil yang aman dan berhasil meningkatkan kekebalan di antara 1,5 juta penerima vaksin campuran pertama di negara ini.

Thailand menjadi negara pertama di dunia yang mencampur vaksin China dan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh negara Barat, ketika kasus Covid-19 dan angka kematian di negara itu melonjak.

Pemerintah setempat pun masih terus berupaya menyediakan pasokan vaksin Covid-19 untuk memenuhi vaksinasi terhadap seluruh warganya.

Baca juga: Thailand Campur Vaksin Sinovac dan AstraZeneca untuk Tingkatkan Perlindungan dari Varian Delta

 

"Formula silang (vaksin campuran antara vaksin Sinovac dan AstraZeneca) telah disuntikkan ke lebih dari 1,5 juta orang dan itu aman. Tolong jangan katakan hal-hal yang akan menimbulkan kekhawatiran," kata pejabat kesehatan senior Thailand, Supakit Sirilak mengatakan pada konferensi pers.

Sirilak mengatakan bahwa Thailand, yang telah memproduksi vaksin AstraZeneca, tidak akan lagi memberikan dua dosis vaksin CoronaVac dari Sinovac.

Dia menambahkan bahwa hanya 13 persen dari populasi penduduk di Thailand, atau lebih dari 66 juta orang di negara ini telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 secara lengkap.

Mayoritas dari 1,2 juta infeksi Covid-19 dan 12.103 kematian akibat virus corona terjadi setelah April tahun ini.

Lonjakan kasus Covid-19 di Thailand ini disebabkan oleh penyebaran varian Alpha dan varian Delta yang sangat menular.

Kementerian kesehatan Thailand mengatakan kombinasi vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca telah dapat meningkatkan kekebalan ke tingkat yang sama dengan dua suntikan vaksin AstraZeneca.

Baca juga: 3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm

Ilustrasi Vaksin SinovacShutterstock Ilustrasi Vaksin Sinovac

Artinya, vaksinasi Covid-19 dapat diselesaikan lebih cepat karena jarak dosis yang lebih pendek.

Sekretaris Tetap Kesehatan Masyarakat Kiatiphum Wongrajit menambahkan bahwa formula campuran kedua vaksin Covid-19 yang berbeda tersebut akan digunakan untuk sebagian besar vaksinasi di Thailand.

Sementara vaksin booster atau dosis penguat akan diberikan kepada 3 juta orang yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac.

Namun, menurut menteri kesehatan Anutin Charnvirakul, dosis penguat ini akan menggunakan jenis vaksin Covid-19 yang berbeda, dan kemungkinan akan dimulai pada bulan ini.

Baca juga: Efikasi Vaksin Sinovac di Turki Efektif 83,5 Persen Lindungi dari SARS-CoV-2

 

Vaksin Sinovac yang berasal dari virus corona yang tidak aktif telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara terkait resistensinya terhadap varian Delta.

Awal pekan ini, selama debat kecaman tentang krisis virus corona, Anutin mengatakan kepada anggota parlemen untuk tidak mengkritik vaksin Sinovac.

Hal itu dilakukan untuk melindungi publik Thailand dan menghindari rusaknya hubungan negara tersebut dengan China.

"Penodaan vaksin Sinovac oleh banyak anggota (rumah) dapat menimbulkan kepanikan, kebingungan, dan kekhawatiran masyarakat," katanya.

Baca juga: Vaksin Sinovac Diizinkan untuk Anak, Bagaimana Hasil Uji Klinisnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com