Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Vaksin Covid-19 di Indonesia, Perbedaan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm

Kompas.com - 03/05/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Sebanyak 73,9 juta dosis vaksin Covid-19 telah masuk ke Indonesia, dari berbagai produsen vaksin dunia. Tiga vaksin ini antara lain vaksin Sinovac, AstraZeneca yang telah digunakan dalam vaksinasi Covid-19, dan yang baru tiba dari Sinopharm.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tirmizi, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (2/5/2021).

Puluhan juta dosis vaksin Covid-19 itu datang secara bertahap dan dalam berbagai bentuk, di antaranya dalam bentuk vaksin jadi atau siap pakai, hingga berwujud bahan baku (bulk), serta vaksin setengah jadi.

Tahap pertama vaksin Covid-19 yang datang adalah yang diproduksi Sinovac, China, yang dikirim 1,2 juta dosis vaksin pada 6 Desember 2020 lalu, disusul 1,8 juta dosis pada akhir tahun 2020, semua berupa vaksin jadi.

Baca juga: India Embargo Vaksin Covid-19, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

 

Sedangkan tahap pertama vaksin AstraZeneca, datang pada 8 Maret 2021 lalu, sebanyak lebih dari 1,1 juta dosis vaksin, dan pada 26 April, tahap kedua vaksin ini tiba 3,8 juta dosis vaksin. Sementara di akhir April 2021 lalu, bulk vaksin Sinovac tiba di Indonesia dengan 6 juta vaksin, dan 482.400 dosis vaksin Sinopharm.

Selain itu, Indonesia juga menerima vaksin Covid-19 buatan Sinopharm hasil pemberian Pemerintah Uni Emirat Arab, yang tiba pada Sabtu (1/5/2021) lalu, sebanyak 500.000 dosis.

"Totalnya 74.465.600 (dosis) baik yang bulk maupun (vaksin) jadi. Ini 1 jutanya termasuk Sinopharm yang rencananya untuk Vaksin Gotong Royong," jelas Nadia.

Berikut perbedaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm yang kini tersedia di Indonesia.

Baca juga: Baru Tiba di Indonesia, Ini 6 Perbedaan Vaksin AstraZeneca Vs Sinovac

 

1. Vaksin Sinovac

Vaksin Covid-19 buatan perusahaan biteknologi asal China, Sinovac ini dikembangkan dengan teknologi vaksin, inactivated virus atau virus utuh dari SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, yang sudah dimatikan.

Tujuannya adalah untuk memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius, diberitakan Kompas.com, Selasa (9/3/2021).

Metode inactivated virus bukanlah teknologi baru dalam pengembangan vaksin. Sebab, ini metode ini juga sering digunakan dalam pengembangan vaksin lain seperti polio dan flu.

Sementara itu, efikasi atau kemanjuran vaksin Sinovac yang disebut CoronaVac, berdasarkan uji klinis fase 3 di Indonesia menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 ini sebesar 65,3 persen.

Baca juga: Hasil Uji Vaksin Covid-19 Sinovac di Dunia Nyata, 80 Persen Efektif Cegah Kematian

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com