Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Menjaga Kelestarian Tanaman Jarak?

Kompas.com - 24/08/2021, 07:31 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Tanaman jarak, khususnya jarak pagar (Jatropha curcas), berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber bio-diesel.

Sumber bahan bakar alternatif ini dapat menjadi solusi dari krisis energi akibat cadangan bahan bakar minyak, terutama dari bahan bakar fosil, kian menipis.

Oleh sebab itu, saat ini, popularitas tanaman jarak semakin menanjak dan mulai dikembangkan secara luas di berbagai wilayah di Indonesia.

Ketika semakin banyak dimanfaatkan, perlu dilakukan upaya agar tanaman jarak terjaga kelestariannya.

Upaya untuk menjaga kelestarian tanaman jarak adalah dengan budidaya. Dengan demikian, pemanfaatan tanaman jarak dapat berkelanjutan.

Dilansir dari makalah bertajuk “Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn) sebagai Sumber Bahan Eneri Alternatif Biofuel”, sistem budidaya tanaman jarak selama ini belum dilakukan dengan tujuan agribisnis.

Baca juga: Ciri-ciri hingga Budidaya Eucalyptus, Tanaman untuk Redakan Gejala Covid-19

Umumnya, tujuan masyarakat membudidayakan tanaman jarak adalah untuk digunakan sebagai obat herbal.

Untuk budidaya agribisnis pun masih terkendala sejumlah masalah, seperti belum ada varietas atau klon unggul, jumlah ketersediaan benih terbatas, teknik budidaya belum memadai, dan sistem pemasaran belum memiliki standar.

Meski demikian, sejak tahun 2005, budidaya tanaman jarak dengan tujuan agribisnis kian meluas di Indonesia.

Bagi yang ingin membudidayakan tanaman jarak untuk agribisnis, perlu memperhatikan beberapa hal agar hasilnya berkualitas tinggi.

Hal-hal tersebut mencakup pemilihan lahan, persiapan lahan, perbanyak bahan tanam dan pembibitan, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit.Baca juga: Mengenal Saffron Si Rempah Mahal, dari Budidaya hingga Manfaat

1. Pemilihan lahan

Lahan yang diprioritaskan untuk budidaya tanaman jarak di Indonesia harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Lahan marjinal, yakni lahan dengan tingkat kesuburan yang rendah

b. Lahan terlantar

c. Lahan terpencil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com